TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ustaz Abdul Somad memberikan tanggapannya terkait pembatalan kuliah umum oleh pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Ustaz Abdul Somad menanggapi santai dan tidak terlalu mempermasalahkan atas kuliah umumnya yang dibatalkan UGM.
Kejadian serupa rupanya juga kerap dialami Ustaz Abdul Somad sebelumnya.
Kampus UGM membatalkan agenda kuliah umum yang akan diisi oleh Ustaz Abdul Somad.
Sebelumnya, Ustaz Abdul Somad atau UAS hendak mengisi acara di Masjid Kampus UGM pada Sabtu (12/10/2019) lalu.
Kendati demikian, acara tersebut mendadak dibatalkan.
Bukan tanpa sebab, materi yang hendak disampaikan UAS yang menjadi penyebab pembatalan tersebut.
Kuliah umum yang akan diisi UAS dianggap tidak selaras dengan jati diri kampus.
Pihak kampus mengatakan ingin menjaga keselarasan kegiatan akademik dan nonakademik dengan jati diri kampus UGM.
Lantas bagaimana tanggapan Ustaz Abdul Somad mengenai pembatalan agendanya?
Sebelumnya, telah beredar undangan kuliah umum bertajuk Integrasi Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek).
Kuliah umum tersebut bertema 'Islam dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek): Pondasi Kemajuan Indonesia' dan rencananya akan dimulai Sabtu pukul 12.45 WIB hingga selesai.
Di kuliah umum direncanakan diisi dua pembicara, ada Prof Heddy Shri Ahimsa Putra dan Ustaz Abdul Somad.
Kendati demikian, kuliah umum tersebut batal dilaksanakan.
Lantas apa tanggapan Ustaz Abdul Somad?
Dilansir TribunJakarta.com dari program Fakta Tv One pada Selasa (15/10/2019), Ustaz Abdul Somad pun memberikan tanggapan.
"Saya menyampaikan tausiyah bukan seperti artis yang kejar target, jadi saya diundang maka datang. Jadi kalau misalnya dibatalkan maka saya ke tempat lain, yang selalu saya bilang 'nanti ya kalau ini batal'," jelas Ustaz Abdul Somad.
Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad mengaku sebuah tempat untuk tausiyah itu tak terlalu penting di zaman era digital seperti saat ini.
"Ketika saya tausyiah di UII Yogyakarta, toh teman-teman UGM juga nantinya akan nonton dan mungkin ingin silaturahmi," beber Ustaz Abdul Somad.
Bukan sekali saja Ustaz Abdul Somad kerap mengalami pembatalan agendanya, namun saat ini ia tampak santai menghadapinya.
Tahun lalu, kegiatan ceramahnya di Jepara dan Semarang juga mendapat penolakan dari beberapa organisasi masyarakat (ormas).
Selanjutnya, pada tahun 2017 pria kelahiran Asahan, Sumatera Utara tersebut juga mendapat penolakan dari beberapa ormas ketika ingin melakukan safari dakwah di Bali.
Bahkan, Ustaz Abdul Somad juga ditolak oleh otoritas Hong Kong yang menurut UAS berkaitan dengan dugaan terorisme di 2017 lalu.
INI VIDEONYA:
"Saya kira sudah dari dulu. Ketika kasus 2 jam nongkrong di bandara, terus ada juga di Kudus.
Tetapi saya tetap datang meski dibatalkan saat itu di Kudus.
Jadi kalau bisa sebenarnya pihak yang menghadang datang ke panti dan temui anak autis tersebut.
Cium tangannya semoga Allah mengampunkan," ungkap Ustaz Abdul Somad.
Tak hanya itu, Ustaz Abdul Somad pun mengunggah profil pribadinya di Instagram agar seluruh pihak tak salah paham dan mencurigai dirinya.
"Kalau orang termakan isu kan kasihan, dia akan terus keliru. Orang keliru berbicara itu berawal dari mendengar dan berpikir," papar Ustaz Abdul Somad.
Menurut Ustaz Abdul Somad, terdapat sebuah hal yang susah dilakukan ketika menghadapi orang yang mencari makannya dari gagal paham.
Tanggapan Kapolda DIY
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Ahmad Dofiri menegaskan kepolisian tak terlibat atas keputusan pembatalan kuliah umum Ustaz Abdul Somad di Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Inikan kebijakan yang punya tempat kalau masalah begitu. Kepolisian dalam hal ini tidak terkait langsung dengan itu, jadi lebih kepada kebijakan yang punya tempat seperti itu. Yang punya tempat misalnya membatalkan, tidak melanjutkan kegiatan itu, monggo silakan yang punya tempat," ujar Dofiri di Mapolda DIY, Yogyakarta, Kamis (10/10/2019).
Ia mengatakan keputusan pembatalan tersebut lebih pada kebijakan dari pemilik tempat acara dan bukannya terkait dengan kepolisian.
Terlebih, jenderal bintang dua ini menilai pihaknya tak perlu memberikan rekomendasi terkuat penyelenggaraan acara tersebut.
"Tidak perlu kali di masjid (ada rekomendasi). Memang tidak perlu," kata dia.
Lebih lanjut, ia mengatakan kalaupun terjadi konflik pro dan kontra terkait pembatalan itu tentunya sudah diantisipasi oleh pihak universitas.
Terutama dengan kultur Yogyakarta yang humanis.
"Tidak lah, tidak akan sejauh itu. Semua pihak dewasa, bisa menyelesaikan itu dengan baik. Jadi kita tidak terlalu jauh untuk mengantisipasi karena internal di universitas sendiri saya kira sudah bisa menyelesaikan itu," tandasnya.
Batik Menemani Keseharian Somad
Rabu (2/10/2019) kemarin merupakan Hari Batik Nasional. Tentunya, mayoritas pekerja diimbau untuk memakai pakaian batik dalam menjalankan aktivitas kesehariannya.
Bagi Somad, ia seakan tak memiliki hari khusus kapan harus memakai batik. Pria yang kini berusia 82 tahun ini kerap memakai batik, menjalankan aktivitasnya sebagai pemulung. Somad adalah seorang pemulung yang kerap beraktivitas di area Petojo Utara, Jakarta Pusat.
"Saya tinggal di situ, Tarakan, belakang rumah sakit," kata Somad sambil bersandar di gerobaknya.
Pria kelahiran 1936 ini mengaku senang menggunakan saat menjalankan aktivitas. Somad mengaku bahwa ia menggunakannya karena bangga terhadap salah satu budaya Indonesia tersebut.
"Kalau batik memang saya suka sejak kecil, keluarga saya dulu memang suka batik semua," kata Somad ditengah bising kendaraan lalu lalang di Jalan KH. Hasyim Ashari, Jakarta Pusat.
Somad merupakan perantau dari Kota Surabaya, Jawa Timur. Ia tinggal di Jakarta sejak 1989, mencoba mengadu nasib di ibu kota.
"Kalau pendapatan saya tidak menentu, kadang 20.000 ribu kadang 50.000 ribu yang penting halal," ujarnya semringah.
Somad menggunakan batik sekaligus ingin memaatikan dirinya adalah bagian dari warga bangsa yang cinta pada kebudayaan Indonesia.
"Kalau yang saya pakai ini Batik Solo, saya pakai yang ini dalam rangka Hari Batik Nasional" ujarnya bangga.
Terik matahari yang kerap ia rasakan menyengat, Somad mengaku tak melunturkan kecintaannya memakai batik meski warna baju batiknya, lambat laun makin terlihat memudar. (TribunNewsmaker/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul Kuliah Umumnya Dibatalkan UGM, Ustaz Abdul Somad Bereaksi: Saya Bukan Artis yang Dikejar Target