Kisah Soeharto Jalani Nasib Miris Sebelum Jadi Presiden, Diperlakukan Tak Adil saat di Militer

Editor: Desi Kris
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Soeharto

Tak hanya itu, Probosutedjo juga menyebut Soeharto merasa diperlakukan tak adil di angkatannya

Berikut kesaksian Probosutedjo yang tercantum dalam bukunya :

"Ini adalah kejadian nyata.

Mas Harto memang pernah sangat ingin banting setir menjadi sopir taksi.

Mas Harto pernah merasa putus asa dengan pekerjaannya sebagai tentara.

Dia tak juga naik pangkat dan merasa disikapi tak adil dalam angkatannya.

Dia mengungkapkan niatnya untuk menjadi sopir taksi saja.

Menyetir mencari uang dan tidak perlu gelisah dengan pangkat." tulis Probosutedjo dalam bukunya

Soeharto tetap melanjutkan karier militernya hingga kemudian ia dikirim ke Batalyon XIII di Rampal, Malang.

Pada 2 Desember 1940 dia diberi gelar kopral.

Mbak Tutut dan keluarga Soeharto. (Twitter)

Kemudian dia dikirim ke Gombong buat menjalani latihan lanjutan. Dan, begitu lulus dinaikkan pangkatnya jadi sersan.

Baru saja menyandang gelar sersan, tahu-tahu Jepang udah merapat ke Indonesia dan menyerang Belanda

Belanda kalah, karier Soeharto sebagai prajurit ikut terhenti. Dia lalu memutuskan pergi ke Yogya, mencari pekerjaan baru.

Di Yogya, awalnya Soeharto belajar mengetik supaya punya bekal mencari kerja lain.

Kemudian Seoharto membaca pengumuman satuan polisi Jepang, Keibuho, membuka lowongan.

Halaman
1234