TRIBUNNEWSMAKER.COM - Anggota DPR RI, Fadli Zon menanggapi wacana lockdown atau isolasi wilayah di Indonesia.
Wacana lockdown muncul untuk mencegah penyebaran virus corona yang lebih luas di Indonesia.
Seperti yang diketahui, virus corona telah merebak di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Penyebaran virus corona di Indonesia juga sudah merebak di beberapa daerah.
Pemerintah hingga kepala daerah pun mengambil kebijakan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Mulai dari sekolah diliburkan, ujian nasional ditunda, hingga aturan baru untuk diterapkan di perusahaan.
• Kronologi Menhub Budi Karya Sumadi Positif Corona, Hadiri Kunjungan Kerja, Alami Gejala Tifus & Asma
• Kontak dengan Menhub Budi Karya Sumadi yang Positif Corona, Menteri Belanda Tetap Kerja, Ini Caranya
Terlebih jumlah pasien yang positif terpapar virus corona terus bertambah.
Sampai hari Senin 16 Maret 2020, ada 117 pasien positif virus corona.
Lima pasien diantaranya meninggal dunia.
Sedangkan delapan pasien telah dinyatakan sembuh.
Semakin banyaknya negara yang terpapar virus corona membuat pemerintah mereka menerapkan sistem lockdown.
Beberapa negara yang melakukan lockdown antara lain Denmark mulai 12 sampai 26 Maret, Italia 10 Maret sampai 3 April, dan Irlandia dari 12 sampai 29 Maret.
Sedangkan yang melakukan lockdown parsial atau hanya beberapa wilayah saja antara lain Spanyol 4 kota, Filipina kota Manila, dan China kota Wuhan.
Indonesia sendiri sampai saat ini belum memberlakukan lockdown.
Pemerintah bahkan mengatakan kalau belum ada wacana lockdown untuk Indonesia.
Hal ini lantaran banyak persiapan yang harus dipertimbangkan jika ingin me-lockdown Indonesia.
Fadli Zon pun ikut memberikan tanggapan terkait wacana lockdown Indonesia.
Tanggapan tersebut Fadli Zon sampaikan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam yang diunggah di kanal Youtube Talk Show tvOne, Sabtu 14 Maret 2020.
Fadli Zon beropini kalau Indonesia seharusnya sudah menetapkan status darurat nasional dan menerapkan lockdown untuk sementara waktu.
"Kalau kita lihat Amerika baru beberapa hari ini dia tetapkan status darurat nasional, menurut saya Indonesia sudah harus menetapkan status darurat nasional dan mungkin lockdown untuk sementara waktu," ujar Fadli Zon, seperti yang TribunNewsmaker.com kutip dari kanal Youtube Talk Show tvOne.
Politisi berusia 48 tahun ini juga ta menampik akan adanya resiko jika Indonesia melakukan lockdown.
Hal ini lantaran lockdown yang diterapkan di Indonesia bakal berimbas pada perekonomian.
• Kronologi Menhub Budi Karya Sumadi Positif Corona, Hadiri Kunjungan Kerja, Alami Gejala Tifus & Asma
Meski memahami akan adanya resiko tersebut, Fadli Zon meyakinkan jika lebih baik tidak terlambat daripada virus corona semakin menyebar dan sulit terkendali.
"Lebih bagus kita tidak terlambat daripada kemudian kita terlambat dan wabah ini makin besar, makin sulit terkendali, saya tahu dilemanya persoalan ekonomi," kata Fadli Zon.
"Sebuah persoalan dilema yang berat tapi kita harus buat kalkulasi.
Jadi lebih bagus lakukan lockdown sekarang secara keseluruhan mungkin melalui pemerintah provinsi kabupaten kota, kemudian setelah itu kita bisa mengendalikan daripada kita tidak melakukan itu nanti kita terlambat," tambahnya.
Fadli Zon juga menegaskan agar tak menganggap enteng wabah Covid-19 ini.
Kendati demikian, Fadli Zon juga mengimbau agar masyarakat tak panik dalam menghadapinya.
Bahkan politisi Partai Gerindra ini menyarankan agar surat dari Dirjen WHO lebih ditanggapi dengan serius.
"Kalau menurut saya surat dari Dirjen WHO kemarin itu harus ditanggapi serius, itu pasti melalui kajian mendalam kita tak boleh anggap enteng soal corona virus, kita juga tidak perlu panik, harus serba terukur dan tepat," terang Fadli Zon.
Lain halnya dengan apa yang disampaikan oleh dokter Pandji Hadisoemarto, M.P.H.
Pria lulusan Harvard T.H. Chan School of Public Health dan Dosen Departemen Kesehatan Publik dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran ini mengatakan kalau Indonesia tak harus melakukan lockdown.
Melansir dari Kompas.com, yang saat ini diperlukan Indonesia yakni social distancing atau menjaga jarak sosial.
"Saya tidak bisa menjawab dengan pasti (kapan harus dilakukan social distancing), tapi satu jawaban tentatif yang selalu saya berikan adalah 'The sooner the better' (semakin cepat semakin baik)," ujar dokter Pandji Hadisoemarto.
• Responi WHO, Presiden Jokowi: Indonesia Darurat Nasional Virus Corona, Tapi Tidak Setujui Lockdown
Menurutnya, saat ini Indonesia sedang memasuki masa ketidakpastian terkait merebaknya virus corona.
Hal ini lantaran Indonesia tak memiliki data mengenai sebuas apa virus ini.
"Ini masa yang penuh ketidakpastian. Kita tidak punya data, sebuas apa virus ini di Indonesia. Tapi kalau kita lihat apa yang sudah terjadi di negara-negara lain, China, Italia, Jerman dan negara-negara lain; kita bisa cukup percaya diri menyimpulkan (bahwa) Indonesia tidak akan terlalu berbeda," imbuhnya.
Dokter Pandji Hadisoemarto pun menjelaskan lebih lanjut mengenai social distancing yang memiliki skala luas.
Berdasarkan penuturannya, social distancing bisa dilakukan secara pribadi dengan menghindari keramaian atau orang yang sedang sakit.
Selain itu, pemerintah dan otoritas juga bisa memberlakukan kebijakan untuk tidak ke kantor dan berkerumun.
Namun, dia menilai bahwa penerapan social distancing sebaiknya dilakukan sedini mungkin untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih luas dan kelebihan kapasitas pada sistem kesehatan kita.
Tentunya dengan memikirkan mekanismenya agar dampak disrupsi sosialnya minimal.
"Kita enggak bisa bilang hari ini atau besok, tapi kalau menunggu sampai sudah ada community transmission, maka akan sedikit terlambat.
Saya bukan bilang tidak bermanfaat, tapi akan lebih bermanfaat kalo mendahului community transmission," papar dokter Pandji Hadisoemarto.
Sebagai catatan, community transmission adalah klasifikasi dari WHO untuk menyebut kondisi di mana sebagian besar kasus yang terkonfirmasi tidak bisa dihubungkan melalui rantai penularan.
Sependapat dengan Panji, Dokter Nafsiah Mboi SpA, MPH yang juga alumni dari Harvard T.H. Chan School of Public Health dan mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia berkata bahwa social distancing dan larangan perjalanan (travel ban) sebaiknya dilakukan secepatnya tanpa menunggu data.
• Kontak dengan Menhub Budi Karya Sumadi yang Positif Corona, Menteri Belanda Tetap Kerja, Ini Caranya
Dokter Nafsiah Mboi menjelaskan bahwa hal-hal tersebut bisa dilakukan secara prioritas.
Misalnya dengan melakukan lebih banyak screening untuk pengunjung dari daerah yang epidemik virus corona.
Namun, dokter Nafsiah Mboi menggarisbawahi bahwa social distancing juga harus dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah, mulai dari dinas kesehatan setempat hingga puskesmas.
Tujuannya untuk mensosialisasikan mengenai pencegahan virus corona hingga ke akar rumput.
"Kalau masyarakat sudah mengerti apa yang harus dia lakukan sampai ke akar rumput, saya kira itu akan banyak sekali dampaknya. Sebelum lockdown dan sebagainya," ujar dokter Nafsiah Mboi. (TribunNewsmaker.com/Ninda)