Curhat Dokter ke Najwa Shihab soal Virus Corona, Tak Ada Transparansi Data, Senjata Tak Lengkap

Penulis: ninda iswara
Editor: Talitha Desena
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Najwa Shihab, dr. Aman Bhakti Pulungan

Hal ini lantaran setiap hari pemerintah terus meng-update jumlah pasien yang positif corona di Indonesia.

"Ketika tadi Anda bilang datanya tidak transparan, data yang seperti apa ? Karena kan setiap hari kita lihat ada konferensi pers menyebutkan jumlah yang meninggal, jumlah yang positif. Apakah konferensi pers tersebut tidak cukup terbuka atau angka-angkanya Anda ragukan ?" tanya Najwa Shihab.

dr. Aman Bhakti Pulungan mengakui kalau para dokter hanya ingin pemerintah bisa membuka data pasien kepada para tenaga medis.

Ilustrasi Wabah Virus Corona. (Kolase TribunNewsmaker - KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo dan Koki Kataoka/The Yomiuri Shimb)

"Jadi kita tidak meminta data itu dibuka ke publik. Tapi kita sebagai dokter yang merawat kita harus tahu dan real time," ucap dr. Aman Bhakti Pulungan.

Pengungkapan data pasien pada tenaga medis ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang lebih luas lagi.

Awalnya Nihil Corona, Kini Jumlah Pasien Covid-19 di Indonesia Melonjak Tajam, Ahli Ungkap Sebabnya

Wali Kota Bogor Bima Arya Positif Corona, Terpapar Sepulang dari Turki, akan Disolasi Selama 14 Hari

Sebab para pasien positif corona itu bisa menjadi 'pembawa' virus itu sendiri dan menularkannya pada orang lain.

"Misalnya saya merawat satu pasien, pasien ini pasien dalam pengawasan. Setelah ini pasien tersebut kita rujuk ke rumah sakit tempat rujukan yang ada, setelah itu kita tidak tahu hasilnya. Nanti ada berapa orang nih yang terkait ? Setelah itu mungkin tiga hari hasilnya kalau dikasih tahu, jalan lah kita ini kita bisa menjadi carier, ini kan membahayakan jadinya," ungkap dr. Aman Bhakti Pulungan.

Menurut dr. Aman Bhakti Pulungan, jika jejak pasien diketahui sejak awal, dokter bisa mengantisipasi penyebarannya lebih dulu sehingga bisa menekan angka penularan.

Namun nyatanya para tenaga medis benar-benar tak diberi tahu.

"Kalau dikasih tahu kan kita bisa istirahat 14 hari, tapi kita tidak tahu betul-betul saat ini," ucap dr. Aman Bhakti Pulungan. (TribunNewsmaker.com/Ninda)