Virus Corona

Viral Kampanye Berjemur di Bawah Sinar Matahari untuk Lawan Corona, Dokter Paru Beberkan Manfaatnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Spesialis Paru, Vinci Edy Wibowo .

Belajar dari pengalamannya menangani pasien, dr Vinci mengungkapkan sebagian besar pasien-pasiennya disebabkan oleh kurangnya asupan sinar matahari ke dalam tubuh.

Ilustrasi virus corona (Freepik)

"Sebgaian besar pasien saya sih, rata-rata kurang matahari," kata dr Vinci.

Dalam tayangan tersebut, dr Vinci mengaku sempat menangani dua pasien positif Covid-19, dan pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut.

"Sementara 2 (pasien), kalau yang lain-lain sementara ada yang belum confirm," ujarnya.

Lebih lanjut, dr Vinci mengungkapkan, biasanya orang-orang yang mudah terserang pilek dan batuk mereka adalah orang yang kekurangan asupan sinar matahari ke dalam tubuhnya.

Ia mengatakan, kurangnya asupan sinar matahari ke dalam tubuh bisa menyebabkan menurunnya data tahan tubuh.

Sehingga kampanyenya untuk mengajak masyarakat rajin berjemur diharapkan bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan tidak mudah terpapar virus.

"Untuk infeksi secara umum, pada pasien-pasien yang sering batuk pilek berulang, salah satu penyebabnya kalau saya (amati) pasti penyebabnya salah satunya karena kurang matahari," terang dr Vinci.

Sekali lagi, ia menegaskan bahwa intinya berjemur di bawah sinar matahari yang terik.

"Intinya matahari terik," ujarnya.

Ia mengatakan matahari terik biasanya terdapat pada pukul 8.00 pagi hingga pukul 4.00 sore.

"Matahari terik itu di atas jam 8.00 (pagi),"

"Ya di jam 12.00 pun kalau mau bisa, sampai jam 4.00 sore," ujarnya.

Selain berjemur, dr Vinci juga menyarankan agar tidur cukup.

Terutama bagi para petugas medis yang bekerja siang malam untuk merawat pasien.

Halaman
1234