TRIBUNNEWSMAKER.COM - Desainer bernama Yuliana Catharina Lionk membuatkan alat pelindung diri (APD) untuk para tenaga medis di Tanah Air.
Kisah berawal ketika Yuliana Catharina Lionk merasa terenyuh melihat para tenaga medis memakai APD seadanya.
Seperti yang diketahui, beberapa rumah sakit kini sedang kekurangan APD.
Para tenaga medis yang berjuang merawat pasien corona pun terpaksa memakai APD seadanya.
Tak sedikit yang memanfaatkan jas hujan plastik dan berbagai barang lain untuk melindungi diri ketika merawat pasien corona.
Keberadaan APD khususnya baju hazmat sendiri kini semakin langka.
• Nekat Buka Plastik, Mandikan & Kuburkan PDP Corona Tanpa APD, Keluarga yang Kontak Kini Diisolasi
• RSUD Dr Moewardi Solo Buat APD Sendiri, Modal Rp 40 Ribu, Jika Sisa akan Dikirim ke RS yang Butuh
Jika ada, harganya melonjak cukup drastis.
Beberapa selebriti, youtuber, dan selebgram pun membuka donasi untuk membantu menyediakan APD agar bisa digunakan oleh para tenaga medis.
Selain APD, beberapa alat kesehatan kini juga semakin langka dan mahal harganya.
Langkanya baju hazmat di pasaran ini membuat desainer Yuliana Catharina Lionk tergerak untuk membantu.
Yuliana Catharina Lionk, seorang desainer yang biasa membuat gaun pesta dan pengantin terenyuh melihat berita tentang beberapa petugas kesehatan yang menangani kasus Covid-19 tanpa alat pelindung diri (APD) yang memadai.
Saat dihubungi Kompas.com, perempuan yang akrab disapa Lionk itu merasa simpati karena dokter yang menjadi pahlawan perang melawan corona harus berjibaku dengan APD seadanya.
"Soalnya ada gara-gara lihat berita banyak dokter yang meninggal, Banyak yang kirimin mereka pada pakai plastik sampah (untuk APD)," kata Lionk, Jumat (27/3/2020).
• Anne Avantie Produksi Baju Hazmat Untuk APD Para Petugas Medis, Bagian dari Ibadah
• Berawal dari Curhat, 2 Alumni UI Produksi Baju Hazmat untuk Tenaga Medis, Awalnya Pakai Uang Pribadi
Lionk yang mengibaratkan dokter dan tenaga medis sebagai Avengers saat melawan corona ini berusaha untuk membuat senjata baju perang terbaik untuk pahlawan-pahlawan medis tersebut.
"Kalau mau perang kan harusnya pakai perlengkapan yang bagus," kata dia.
Langkah inisiatifnya tersebut dia lakukan mulai Kamis (26/3/2020) kemarin dan sudah menghasilkan 50 buah APD yang dia kirim ke salah satu rumah sakit di Lampung.
Untuk melindungi para medis, Lionk menurunkan empat personel penjahitnya untuk membuat puluhan APD yang akan dikirim secara gratis ke fasilitas kesehatan yang kekurangan APD.
Hari ini, Jumat (27/3/2020) rencananya dia akan menambah tukang jahit menjadi enam tukang jahit untuk memproduksi sekitar 100 APD untuk dikirim ke beberapa daerah.
Lionk mengatakan dirinya lebih fokus untuk membantu penanganan APD di daerah ketimbang ibu Kota Jakarta lantaran daerah sulit terjangkau untuk bantuan APD.
"Jadi saya concern banget ke daerah, hari ini rencanannya mau ke NTT dan NTB," kata dia.
Namun, perjuangan Lionk bukan tanpa kendala.
Meskipun mendapat donasi yang cukup besar ketika dia membuat sebuah postingan instagram tentang aksi sosialnya tersebut, bahan kain APD sendiri susah didapat.
"Tapi kendala di kain, ternyata kainnya enggak ready dari Bandung, enggak ada yang mau kirim," kata dia.
• Tenaga Medis Kekurangan APD Saat Corona Jadi Sorotan, Leony & Aming Sebar Imbauan untuk Masyarakat
• Kisah Petugas Pejuang Corona, Pakai APD Jas Hujan Plastik, Sudah Disumpah, Lawan Rasa Takut Tertular
Pemilik YCL Fashion Designer ini pun berharap donatur bisa menyumbangkan bahan baku pembuatan APD juga.
"Ini hari kedua. Bisa produksi banyak, aku berharap semua petugas kesehatan punya APD. Sekarang kan ibarat Avenger kita kalau mati, kita semua udah pada kayak zombie," kata dia.
Dia berharap, dengan gerakan tersebut akan ada banyak desainer pakaian ikut bergerak membuat APD corona dan bersama-sama menyelamatkan petugas medis saat menangani pasien.
"Aku berharap banyak desainer di Indonesia kalau semua mau jahit APD, petugas medis mungkin bisa jadi lebih baik menangani pasien," kata dia. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Desainer Ini Buatkan APD Gratis karena Terenyuh Lihat Tim Medis Covid-19 Pakai Plastik Sampah
dan di Tribunnews.com Desainer Ini Buat Baju Hazmat setelah Lihat Tim Medis Pakai Plastik Sampah untuk APD, Ini Kendalanya
Berawal dari Curhat, 2 Alumni UI Produksi Baju Hazmat untuk Tenaga Medis, Awalnya Pakai Uang Pribadi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dua alumni Universitas Indonesia (UI) membantu memproduksi alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis.
Mereka membantu memproduksi APD berupa baju hazmat untuk para tenaga medis yang merawat pasien Covid-19.
Ide membuat baju hazmat ini berawal dari curhatan rekan mereka berdua.
Seperti yang diketahui, mewabahnya virus corona kini semakin luas.
Jumlah pasien yang positif terjangkit virus corona pun terus bertambah.
Masyarakat yang khawatir pun membeli sejumlah barang untuk mereka simpan di rumah.
• Tenaga Medis Kekurangan APD Saat Corona Jadi Sorotan, Leony & Aming Sebar Imbauan untuk Masyarakat
• RSUD Dr Moewardi Solo Buat APD Sendiri, Modal Rp 40 Ribu, Jika Sisa akan Dikirim ke RS yang Butuh
Mulai dari masker, hand sanitizer, bahan pokok, dan masih banyak lagi.
Saat ini beberapa APD dan alat kesehatan mengalami kelangkaan.
Mulai dari masker, hand sanitizer, hand gloves, dan masih banyak lagi.
Padahal saat ini APD dan alat-alat kesehatan tersebut sangat dibutuhkan oleh para tenaga medis yang ada di garda terdepan merawat pasien.
Mendengar dan mengetahui cerita dari sejumlah teman yang berada di garda terdepan, Rina Mardiana (28) lulusan Ilmu Keperawatan UI dan Maryati Dimursi (30) lulusan Sastra Indonesia UI tergerak untuk melakukan sesuatu untuk bisa membantu mereka.
"Kebetulan, aku dan Rina satu alumni dan juga satu organisasi (Mapala UI) ketika kuliah dulu. Semua berawal dari kekhawatiran kami tentang teman teman kami yang bekerja di Rumah Sakit. Mereka menggunakan APD yang seadanya bahkan ada yang menggunakan plastik sebagai pengganti APD" kata Maryati kepada TribunJakarta.com, Kamis (26/3/2020).
"Mereka sedih, takut tertular karena kurangnya APD, tapi disisi lain ini merupakan tugas mereka untuk ada di depan menolong para pasien," lanjutnya.
Hal itulah yang mendorong keduanya untuk membuat baju hazmat sebagai bentuk bentuk solidaritas kepada teman-teman medis.
• Kisah Petugas Pejuang Corona, Pakai APD Jas Hujan Plastik, Sudah Disumpah, Lawan Rasa Takut Tertular
• Kisah Sedih Perawat di Italia Bunuh Diri Setelah Positif Corona karena Takut Menulari Orang Lain
"APD itu terdiri dari apa saja? Fokus carinya di mana?," tanya Maryati kepada temannya kala itu.
Akhirnya setelah mengetahui sejumlah hal penting, Maryati menghubungi Rina dan mengajak untuk membuat campaign #UrunanProduksi.
"Fokus dari #UrunanProduksi adalah mengajak orang-orang untuk membantu kami memproduksi Baju Hazmat," ungkap Maryati.
"Pas Mery (panggilan Rina ke Maryati), ngajakin, aku mau. Ini sebenarnya kayak spontanitas karena kita punya teman yang backgroundnya sama yakni di garda terdepan dan tahu cerita mereka seperti apa," ungkap Rina.
Selanjutnya, keduanya mulai fokus untuk riset bahan apa yang kira-kira mendekati untuk dipakai sebagai pengganti baju hazmat.
Tentunya harus yang lebih baik dari jas hujan plastik dan bentuknya mendekati yang standar.
"Ini juga kita hati-hati banget. Kita riset sana sini dan cari rekomendasi sama orang yang ahli. Sampai akhirnya diberikan rekomendasi soal bahan baju hazmat itu. Jadi kita pakai bahan non woven laminated," jelas Maryati.
Pada produksi pertama, sekitar 50 baju hazmat sedang diproduksi oleh mereka dengan menggandeng sejumlah konveksi rumahan di sekitaran Depok.
Pada awalnya, produksi tersebut menggunakan dana pribadi.
Namun kemudian mulai banyak yang menyumbang atas nama pribadi atau organisasi.
Konveksi rumahan dipilih mereka dengan alasan bisa diambil harian dan bisa mengatur atau mengkordinasikan perihal jumlahnya.
"Kalau setiap konveksi bisa menghasilkan 20 baju hazmat setiap hari, jika kami bisa menggaet 10 konveksi saja, maka setiap harinya ada 200 baju yang bisa kami distribusikan. Ini bisa jadi pengganti sementara menunggu pasokan APD dari pemerinta," jelas Maryati.
Open donasi
Merasa gerakan #UrunanProduksi sebagai hal yang baik. Akhirnya pada Selasa (24/3/2020) keduanya memutuskan untuk mempublikasi apa yang mereka lakukan melalui media sosial.
Tujuan utama dari gerakan ini sebetulnya ingin mengajak teman-teman untuk memproduksi baju hazmat.
Hal ini lantaran APD yang semakin terbatas di Rumah Sakit dan paramedis mengandalkan jas hujan sebagai perlindungan diri.
"Minggu ini target kita 300 baju hazmat. Itu adalah jumlah yang berhasil kami kumpulkan dari Donasi. Dari jumlah tersebut akan didistribusikan ke sejumlah RS yang membutuhkan." kata Maryati.
"Saat ini kita masih mencari pihak ketiga untuk memberikan informasi valid perihal RS mana saja yang menjadi prioritas dan benar-benar membutuhkan APD," sahut Rina.
• Kisah Dokter yang Rawat Pasien Corona, Dapat Perlakuan Diskriminatif, Diusir dari Kost, Tidur di RS
• Pria di Jepang Kena Virus Corona Lagi Setelah Dinyatakan Sembuh, Simak Penjelasan Pakar Berikut Ini
"Sekarang cuma ini yang bisa kami lakukan. Mengajak semua orang untuk urunan membantu produksi. Beberapa teman juga sudah bergabung membantu kami. Teman-teman yang punya brand atau konveksi, mereka mulai bergerak juga dalam pengadaan APD ini” jelas Maryati
Gerakan #urunanproduksi yang kami jalankan bersama ini semoga bisa membantu tenaga medis dan menggerakan teman teman yang juga punya industri di bidang kreatif lainnya untuk sama sama bergerak tapi tetap bertanggung jawab," tambahnya.
"Kita sama-sama pengen ngajak temen temen yang bergerak di industri sejenis lainnya, untuk membantu #urunanproduksi kebutuhan tenaga medis. Saat ini kami cuma bisa menggerakan dan mengkoordinir tenaga konveksi untuk bikin baju hazmat. Melakukan yang dibisa aja," sambung Rina.
Saat ini terhitung sudah ada lima konveksi rumahan yang melakukan kerjasama dengan standar yang di sesuaikan.
Nantinya biaya yang terkumpul dari open donasi hanya akan digunakan untuk pembelian materil, biaya penjahit dan kebutuhan distribusi.
"Kami berharap sedikit yang kita lakukan ini berguna buat yang bekerja di Rumah Sakit," sahut mereka berdua bergantian. (TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Kisah Dua Alumni UI Bantu Produksi Baju Hazmat Untuk Tenaga Medis: Berawal dari Curhatan
dan di Tribunnews.com 2 Alumni UI Produksi Baju Hazmat untuk Tenaga Medis, Awalnya Pakai Uang Pribadi, Kini Open Donasi