Virus Corona

Kisah Pilu Perawat Pasien Covid-19, Diusir hingga Gugur dalam Bertugas: 'Bulan-bulan Ini Penuh Duka'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Perawat Menangis dan Ilustrasi Covid-19.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah deretan kisah perawat yang menangani pasien Covid-19 atau virus corona.

Tenaga medis menjadi garda terdepan dalam melawan Covid-19.

Mereka bertaruh nyawa dalam merawat dan menyembuhkan pasien Covid-19.

Perjuangan mereka patut diapresiasi.

Meski sudah bekerja keras menyembuhkan pasien corona, namun ternyata tak sedikit perawat yang justru mendapat stigma negatif dari masyarakat.

Mereka bahkan sampai dijauhi bahkan diusir karena takut menularkan corona.

Datangi & Rawat Pasien Corona Tanpa APD, Perawat di India Menangis Hanya Dibayar Rp 6.000 per Hari

POPULER Suami Perawat Corona yang Jenazahnya Ditolak Warga Curhat Pengabdian Istri, Sakit Pun Kerja

Ilustrasi: Tim medis sedang tangani pasien secara serius (ECOHEALTH ALLIANCE)

Peristiwa itu tentunya sangat miris.

Bahkan ada kasus jenazah perawat ditolak di suatu wilayah.

Kejadian tersebut begitu memprihatinkan.

Tenaga medis yang telah berjuang justru diperlakukan seperti itu.

Berikut curahan hati seorang perawat bernama Nudiansyah.

Nurdiansyah, seorang perawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, mengaku sangat sedih dengan banyaknya tenaga medis yang terinfeksi virus corona.

KABAR DUKA, Perawat RSUP Kariadi Positif Corona Meninggal, PPNI Berharap Tak Ada Penolakan Jenazah

Curhat Suami Perawat Corona yang Jenazahnya Ditolak Warga, Ungkap Pengabdian Istri, Sakit Pun Kerja

Ia menyebut, tidak sedikit tenaga kesehatan yang kini dirawat karena tertular Covid-19 saat menangani pasien, bahkan akhirnya meninggal dunia.

"Memang di bulan-bulan ini kita penuh dengan duka.

Angka teman-teman perawat yang positif (Covid-19) sudah makin banyak, terus angka yang meninggal juga banyak," kata Nurdiansyah di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (19/4/2020).

Nurdiansyah mengungkapkan, selama hampir dua bulan merawat pasien Covid-19, banyak duka yang ia dan rekan-rekan perawat rasakan.

Banyak pula perawat yang mendapat stigma dari masyarakat karena merawat pasien corona.

Bahkan, beberapa teman Nurdiansyah diusir dari rumah kontrakan karena dikhawatirkan membawa virus.

BUKAN Takut Hadapi Kematian, Ini Curhat Terakhir Pasien Corona, Membuat Sang Perawat Tersayat Pilu

POPULER Pria Tampar Perawat di Semarang, Saat Diciduk Minta Maaf & Ungkap Emosi karena Anak

"Ada teman-teman saya yang anaknya diasingkan dengan anak tetangganya.

Jadinya kalau anaknya main ke tetangga, diambil anaknya itu oleh orang tuanya," tutur Nurdiansyah.

Ia menyayangkan kondisi yang dialami oleh para perawat.

Sebab, perawat dan tenaga kesehatan lainnya menjadi garda terakhir yang berperan menyelamatkan pasien positif Covid-19.

Nurdiansyah pun berharap seluruh elemen masyarakat dapat bekerjasama melawan pandemi ini.

"Harapannya kita kepada pemerintah, kepada masyarakat, mari sama-sama kita lakukan pencegahan karena satu-satunya untuk melawan Covid-19 ini adalah pencegahan," kata Nurdiansyah.

Dalam kesempatan yang sama, Nurdiansyah menceritakan pengalamannya merawat pasien Covid-19 selama hampir dua bulan ini.

Ketika menangani pasien, Nurdiansyah selalu mengenakan alat pelindung diri lengkap, mulai dari sepatu bot, baju khusus perawat, dan masker N95.

Setiap hari, ia memantau perkembangan pasien melalui monitor yang ada di setiap kamar.

Di kamar pasien, banyak pekerjaan yang harus dilakukan Nurdiansyah, mulai dari mengganti baju pasien, mengganti infus, menyiapkan obat, hingga makanan.

Perawatan satu orang pasien, kata dia, bisa memakan waktu 30 menit hingga satu jam.

Sebab, banyak pasien yang tidak mau ditinggal sendirian.

"Ada pasien yang dia masih tidak berani kalau kita keluar (dari kamar)," ujar Nurdiansyah.

Tidak hanya itu, Nurdiansyah dan perawat lain selalu menyarankan pasien untuk menonton hal-hal positif yang ditayangkan di televisi.

Sebagai perawat, Nurdiansyah juga betugas untuk menguatkan mental pasien agar imunitas menjadi kuat.

"Kadang pasien pegang tangan kita.

Ketika dia sesak, kita berikan penguatan, kita ajarkan teknik napas dalam agar dia rileks," lanjut dia. (Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duka Perawat Pasien Covid-19, Diusir dari Kontrakan hingga Gugur dalam Tugas"

dan di Tribunnews Kisah Perjuangan Perawat Lawan Corona, Diusir hingga Gugur dalam Tugas: 'Bulan-bulan Ini Penuh Duka'