Bakteri tersebut menempel pada tikus hitam yang berkeliaran di kapal.
Wabah ini mematikan Konstantinopel dan menyebar seperti kobaran api ke Eropa, Asia, Afrika Utara, dan Semenanjung Arab.
Diperkirakan 30-50 juta orang meninggal, sekitar setengah populasi dunia waktu itu.
“Pada saat itu yang dilakukan hanya menghindari yang sakit. Besar keyakinan pada waktu itu pandemi berakhir karena orang yang terinfeksi dan masih hidup menghasilkan imunitas,” tutur Thomas Mockaitis, profesor sejarah di DePaul University.
2. Black Death
800 Tahun usai Plague of Justinian, wabah yang sama melanda Eropa.
Pandemi ini terjadi pada 1347, dan disinyalir menewaskan 200 juta nyawa hanya dalam 4 tahun.
Mockaitis mengatakan hingga saat ini belum ada yang mengetahui penyebab berhentinya wabah mematikan ini, namun pasti ada hubungannya dengan karantina.
• 9 Challenge Ngehits yang Perlu Dicoba saat Pandemi Corona, Tetap Kreatif Meski di Rumah Aja
• Prediksi Beberapa Pakar Terkait Puncak Corona di Indonesia, BIN dan Sejumlah Universitas Tanah Air
Pada saat itu, pemerintah kota pelabuhan Ragusa di Italia melakukan karantina terhadap para pelayar untuk membuktikan bahwa mereka tidak membawa penyakit.
Pada awalnya, para pelayar ditahan di kapal mereka selama 30 hari.
Hukum Venesia menamai kondisi ini sebagai trentino. Kemudian, masa isolasi bertambah menjadi 40 hari yang dikenal sebagai quarantine, asal mula kata quarantine dan karantina.
3. The Great Plague of London
Usai Black Death, wabah tersebut kembali setiap 20 tahun mulai dari 1348 – 1665.
Terdapat 40 kali wabah selama 300 tahun.
Hingga akhirnya pada awal tahun 1500-an, pemerintah Inggris mengumumkan peraturan untuk memisahkan dan mengisolasi orang sakit.