Virus Corona

Dites 10 Kali, Hasil Swab PDP Corona di Bali Berubah-ubah Positif Negatif: Cukup Membingungkan

Editor: Irsan Yamananda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang PDP corona di Bali jadi perhatian.

Bagaimana tidak, hasil swab test PDP tersebut berubah-ubah.

Padahal, dia sudah melakukan tes berulang kali.

Hal tersebut diungkapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng.

Kini, pihaknya mengaku tengah berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) perwakilan Indonesia di Jakarta.

PDP yang dimaksud sedang diisolasi di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng.

Wajah Cantiknya Sering Wara-wiri di TV, Artis Ini Sekarang Berjuang Jadi Garda Terdepan Lawan Corona

IDI Jawab Pesan Viral ATM Tempat Tertinggi Penularan Corona, Perhatikan 15 Langkah Aman Pakai ATM

Setelah Corona dan Covid, Bayi di India Diberi Nama Sanitiser karena Lahir Saat Pandemi

Ilustrasi virus corona. (pixabay.com)

Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengatakan, tes telah dilakukan sekitar 10 kali.

Sayangnya, hasil dari tes tersebut terus berubah, yakni dari positif ke negatif, lalu positif lagi.

Ia menambahkan, hasil tes negatif tak pernah beruntun sebanyak dua kali.

Sehingga pasien tersebut belum bisa dinyatakan sembuh.

Hasil tes terakhir pada Sabtu (18/4/2020) kembali menunjukkan hasil positif.

Jadi Salah Satu Aktor Hollywood yang Positif Virus Corona, Tom Hanks Ceritakan Pengalamannya

Di Tengah Pandemi Corona, Flu Burung Dikabarkan Kembali Muncul di Bondowoso Setelah Hilang 9 Tahun

"Dan ini memang cukup membingungkan karena ada satu pasien yang menghadapi hasil swab berubah-ubah."

"Dari positif beberapa kali jadi negatif, habis itu positif lagi beberapa kali jadi negatif, dan sekarang kita berharap negatif ternyata positif," kata Suyasa, saat memberikan keterangan pers, Minggu (19/4/2020).

Untuk itu, pihaknya melalui Kepala Dinas Kesehatan Buleleng telah melaporkan hal tersebut ke WHO yang ada di Jakarta.

Hal itu untuk dianalisis dan diketahui penyebabnya.

"Ini sedang dikaji dan sudah dilaporkan kepada WHO lewat kontak telepon dari Jakarta dengan Kadiskes langsung," kata dia.

Halaman
123