TRIBUNNEWSMAKER.COM - RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda harus menelan ludah.
Lagi-lagi pasien yang tak jujur membuat tenaga medis menanggung akibatnya.
Sebanyak 64 tenaga medis terpaksa diisolasi mandiri, ini kata plt direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Kembali terjadi pasien yang tak jujur dan ternyata positif Corona di Samarinda, direktur RS khawatir rumah sakit lumpuh.
Seperti yang diketahui, Indonesia tengah darurat virus Corona.
Dikutip dari Kompas.com pada 30 April 2020, terdapat 9771 kasus virus Corona.
• Curhat Perawat Covid-19, Pasien Tak Jujur Tulari Tenaga Medis, Diskriminasi, Minta APD Diperbanyak
• Usir 3 Perawat RSUD Bung Karno Solo, Bidan Pemilik Indekos: Suami Saya Penyakitnya Bisa Kambuh
Dimana 784 pasien meninggal dan 1391 pasien berhasil sembuh.
Namun, belakangan ini justru banyak berita puluhan tenaga medis yang ramai-ramai dinyatakan positif virus Corona.
Sebelumnya, 46 tenaga medis RSUP Dr Kariadi Semarang dinyatakan positif corona Covid-19 karena pasien yang tak jujur.
Kini, kasus serupa kembali terjadi.
Sebanyak 64 tenaga medis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS), Samarinda, Kalimatan Timur harus isolasi mandiri setelah menangani pasien terduga Covid-19.
Pasien tersebut datang dengan keluhan non-Covid-19. Namun ternyata hasil rapid test pasien tersebut reaktif.
“Total ada 64 tenaga medis kita istirahatkan dulu di rumah sambil isolasi mandiri karena kontak erat demgan pasien rapid test reaktif,” kata Plt Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) dr David Masjhoer di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (29/4/2020).
Kejadian tersebut bukan pertama kali terjadi.
Menurut David, pihaknya beberapa kali kecolongan menangani pasien dengan keluhan non-Covid-19 yang ternyata hasil rapid tes pasien reaktif.
“Kami sudah beberapa kali kecolongan.
Kami akan melaksanakan screening ketat pasien sebelum tindakan medis.
Seperti operasi, bius, dan lainnya yang butuh kontak erat, sangat berisiko untuk penyebaran virus,” jelas dia.
Kasus yang pernah terjadi adalah beberapa hari lalu.
Saat itu ada pasien dari Kota Bontang yang berobat di RSUD AWS.
Ia berencana untuk menjalani operasi bukan gejala Covid-19.
Namun ternyata hasil rapid test pasien ternyata reaktif.
Setelah dilacak, diketahui pasien tersebut adalah orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 di Bontang.
Padahal pasien tersebut telah menjalani operasi di RSDU AWS.
Akibatnya, seluruh tim dokter dan perawat menlakukan isolasi mandiri di rumah.
Ia berharap semua pasien yang berobat jujur menyampaikan riwayat perjalanan, riwayat penyakit, atau pernah kontak erat dengan pasien Covid-19.
Menurut David, jika kejadian tersebut berulang, ia khawatir rumah sakit terbesar di Kalimantan Timur akan lumpuh karena semua tim medis harus mengisolasi diri dan tak bekerja.
Untuk memastikan kondisi kesehatannya, 64 tenaga medis melakukan isolasi mandiri dan akan menjalani rapid test.
“Kalau hasil tes non-reaktif, mereka kembali bekerja,” kata dia.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa, kata David, timnya akan lebih selektif terhadap pasien non-Covid-19 yang mendapat pengobatan di RSUD AWS.
Sebelumnya, 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Positif Corona, Diduga Setelah Pasien Lakukan Operasi
Seperti yang diketahui, Indonesia tengah darurat virus Corona.
Dikutip dari Kompas.com pada 18 April 2020, terdapat 5.923 kasus virus Corona.
• KRONOLOGI Lengkap 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Positif Corona, Ganjar Pranowo: Pasien Harus Jujur
• 46 Tenaga Medis RSUP Kariadi Positif Corona, Ganjar Mengaku Kaget, Diduga karena Pasien Tak Jujur
Dimana 520 pasien meninggal dan 607 orang berhasil sembuh.
Namun, baru-baru ini heboh kabar puluhan tenaga medis yang ramai-ramai dinyatakan positif virus Corona.
46 tenaga medis RSUP Dr Kariadi Semarang dinyatakan positif corona Covid-19.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat buka suara.
Ganjar menduga, ada dua pasien yang terinfeksi virus corona tapi tak mengatakan yang sebenarnya.
Dirinya pun meminta masyarakat untuk jujur.
Direktur Utama RSUP Kariadi Semarang, Agus Suryanto mengatakan lokus-lokus tersebut di antaranya di lokus dokter bedah saraf.
Menurutnya, pasien yang dirawat ketika itu mengalami keterlambatan identifikasi Covid-19 dan baru terdeteksi selepas pasien dioperasi.
"Kebetulan pasien bedah saraf yang pulang paksa dan ternyata orangtuanya secara pemeriksaan di tempat lain di daerah terjangkit itu positif, jadi identifikasi terlambat," kata Agus kepada awak media, Jumat (17/4/2020).
Lebih lanjut, Agus mengungkapkan, walaupun semua tenaga medis yang menangani pasien tersebut sudah melakukan isolasi secara mandiri namun belum berjalan baik sehingga terjadi tular menular di antara sejawatnya.
Selain itu, penularan juga terjadi di lokus dokter obstetri pada saat menangani pasien hamil yang hendak melahirkan.
Pasien tersebut sudah teridentifikasi Covid-19 dan dilakukan penanganan sesuai standar operasi pasien penderita Covid-19 dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
"Seharusnya sudah tidak ada celah lagi untuk tertular. Namun setelah kami teliti kemungkinan penularan terjadi pada saat pelepasan APD pascaoperasi. Itu yang perlu ditingkatkan," katanya.
Di samping itu, beberapa dokter yang terjangkit Covid-19 lainnya proses penularannya memiliki riwayat yang bermacam-macam.
"Tidak terfokus, tidak spesifik, dan bermacam-macam. Di antaranya ada yang riwayat perjalanan ke daerah terjangkit, ada dari spesialis yang praktik di luar RSUP Kariadi, dan rawat pasien Covid-19 juga," terangnya.
Selanjutnya, ada juga beberapa dokter yang berteman dengan dokter residen bedah dan lainnya.
"Ini kita sedang melakukan mapping, pemetaan, kemungkinan-kemungkinan terjadi penyebaran yang agak luar biasa ini," tambahnya.
Menurutnya, kendala yang banyak ditemui saat ini adalah masyarakat tidak jujur menyampaikan riwayat kesehatan dan perjalanannya selama ini.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah penanganan pasien non Covid-19 agar mengurangi resiko penularan.
"Yakni dengan mengurangi interaksi langsung dengan pasien non Covid-19. Kami sedang mengembangkan pelayanan sistem online. Jadi pasien cukup telepon atau telemedicine agar dapat berkonsultasi langsung dengan dokter. Selanjutnya akan diberikan layanan," jelasnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan 14 April 2020 ada sebanyak 34 tenaga medis yang positif Covid-19 dan ada juga tambahan dari beberapa keluarganya yang juga ikut tertular.
Semua tenaga medis tersebut orang tanpa gejala (OTG) terdiri dari 6 dokter spesialis yakni 4 dokter spesialis bedah saraf, 1 dokter spesialis penyakit dalam, dan 1 dokter anak.
Selain itu, ada juga 24 PPDS yang 15 di antaranya spesialis bedah, 6 dokter, 2 pegawai fisioterapi, 1 tenaga administrasi, dan 1 tenaga perawat.
Kemudian dari kelompok bedah mengalami lonjakan sangat tinggi yakni ada 15 dokter bedah, 4 dokter bedah saraf, 5 peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) obstetri.
Agus menyebut jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakitnya sejak bulan Januari hingga April di antaranya orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 896 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 313 orang.
Selanjutnya, positif Covid-19 sebanyak 112 orang dengan 57 diantaranya pegawai RSUP Kariadi Semarang. Namun, setelah melakukan tes swab sebanyak 9 pegawai hasilnya negatif Covid-19.
Kemudian pasien sembuh sebanyak 11 orang, pasien meninggal 27 orang, 11 diantaranya pasien positif dan 11 pasien negatif, dan 5 orang masih menunggu hasilnya.
Sampai dengan hari ini, lanjut dia, ada dua petugas medis di rumah sakitnya meninggal dunia di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
Kedua perawat yang meninggal tersebut diketahui RI (52) seorang perawat warga Gedawang, Banyumanik yang bekerja di RSUP Kariadi Semarang diduga terinfeksi Covid-19 pada Jumat (17/4/2020) pukul 10.55 WIB.
Dan NK (38) perawat warga Ungaran, Kabupaten Semarang yang bekerja di RSUP Kariadi Semarang terinfeksi positif Covid-19 dan meninggal dunia pada Kamis (9/4/2020).
"Pegawai di RSUP Kariadi yang meninggal dunia sampai dengan hari ini jumlahnya ada 2 orang bekerja sebagai perawat. Di antaranya 1 perawat yang sebelumnya positif corona dan 1 perawat lagi yang hari ini meninggal swab pertama negatif dan kedua masih menunggu hasilnya," jelasnya
.
(Tribunnewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Berulang, Tenaga Medis Diisolasi karena Pasien Tak Jujur, Plt Direktur Khawatir RS akan Lumpuh dan di di Kompas.com dengan judul Kronologi Puluhan Dokter RSUP Kariadi Semarang Tertular Corona, Terlambat Identifikasi Pasien
Dan di Tribunnews.com, Lagi-lagi, Pasien Tak Jujur Buat 64 Tenaga Medis Diisolasi, RS Dikhawatirkan Lumpuh Jika Berulang