Seperti diberitakan sebelumnya, video Mikhail mengamen bersama istri dan anaknya menjadi viral setelah diunggah oleh akun Facebook @Bakeqpekan Bakeq.
Dalam video tersebut tampak Mikhail mengamen menggunakan alat musik accordion.
Lalu, petugas imigrasi berhasil mengamankan mereka dan membawa ke kantor Imigrasi.
Mikhail mengaku terpaksa mengamen karena untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi Covid-19.
"Mereka mengemis, ngamen, dan dapat uang dari warga yang kasihan. Uangnya mereka pakai membeli kebutuhan makan. Kami dapat laporan dan langsung melacak keberadaan mereka," ujar Syahrifullah saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (30/4/2020).
Tak takut corona
Pada hari Selasa (7/4/2020), dua anak punk yang mengaku adri Rusia, tampak berkeliaran di jalanan di Kota Medan, Sumatera Utara.
Dari pengamatan Kompas.com, keduanya mengamen di sejumlah kafe di kawasan Kabanjahe, bersama salah satu anak punk asal Medan yang mengaku bernama Rocky.
"Semalam kami baru dari Toba, ini di Karo, dan setelah ini mau balek ke Medan. Teman saya ini sudah dua bulan di Indonesia, tanggal 14 bulan Maret ini visa-nya habis dan rencana mau diperpanjang," kata Rocky, Selasa (07/04/2020).
Setelah itu, Rocky menjelaskan, mereka tidak takut akan pandemi corona.
"Kami tidak takut itu virus, kami lebih takut Tuhan. Kami sehat kok, dan kami akan terus berkeliling karena kami anak punk ingin menunjukkan kepada masyarakat agar jangan takut virus," ucapnya.
Menurut Rocky, corona hanyalah isu politik global dan ujung-ujungnya persaingan ekonomi dunia.
Sementara itu, saat Kompas.com mencoba menghubungi Humas Pemkab Karo dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karo soal keberadaan anak punk tersebut.
Namun, belum ada satu pihak pun yang merespons soal anak punk ini hingga berita ini diturunkan.
Tinggal di rumah bedeng karena lockdown