Curhat Pilu Orang Tua ABK yang Meninggal di Kapal China, Tak Tahu Jasad Anaknya 'Dibuang' ke Laut

Editor: Talitha Desena
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juriah, orang tua Ari ABK asal Ogan Komering Ilir yang jenazahnya di larung ke laut oleh kapal tempat ia bekerja menuntut kasus itu diusut tuntas dan hak-hak Ari selama bekerja diserahkan.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Orang tua Ari, ungkap keluh kesah tak bisa hubungi anak berbulan-bulan.

Hingga dapat kabar anaknya sudah dilarung.

Seperti apa?

Orang tua Ari, ABK yang meninggal di Kapal China dan jasadnya dibuang di laut ungkap isi hati mereka, anak sulit dihubungi & tak tahu sudah meninggal

Nasib para ABK di Kapal China masih menuai sorotan dari masyarakat.

ABK Indonesia yang bekerja di sebuah kapal China bernama Longxing 629 mengalami eksploitasi.

Kisah Pilu Keluarga ABK Kapal China, Tak Pernah Bisa Menghubungi, Kini Putranya Meninggal & Dilarung

Viralkan Video Jasad ABK Dibuang ke Laut, Ini 3 Aksi Jang Hansol Tunjukkan Cintanya pada Indonesia

ABK Indonesia ungkap perlakuan miris kerja di kapan China (TribunNewsmaker.com Kolase/ MBC/insight.co.kr)

Empat dari 18 ABK meninggal dunia setelah bekerja di kapal tersebut.

Tiga orang meninggal ketika masih berada di atas kapal.

Jenazahnya ketiganya dibuang ke laut, padahal sebelumnya ada perjanjian jika abu jenazah akan dikembalikan ke keluarga.

Tiga ABK tersebut, yakni Al Fattah yang berusia 19 tahun, Sefri yang masih berusia 24 tahun, dan Ari yang juga berusia 24 tahun.

Orang tua Ari, Juriah buka suara mengenai kesedihan yang dialaminya kehilangan putra kesayangannya.

Dirinya harus menerima jika Ari dilarung ke laut tanpa persetujuan keluarga.

Namun, yang lebih membuat hancur hati Juriah adalah dirinya mengaku tak bisa menghubungi Ari sejak bekerja menjadi anak buah kapal ( ABK) Kapal Long Xing 629 China.

"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon," kata ayah Ari tersebut.

Juriah, saat ditemui di rumahnya di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan, menceritakan, Ari telah merantau selama 14 bulan.

Halaman
123