Menurut Amir, kegiatan itu tentu akan mengeluarkan biaya cukup besar.
"Pastinya menghamburkan banyak biaya.
Di tengah kondisi banyak warga yang masih kesulitan ekonomi.
Sedangkan manfaat langsung agenda tersebut untuk pencegahan Covid-19 tidak bisa diukur dengan baik dan jelas," kata Amiruddin.
Dikatakannya, PSBB yang telah berlangsung tidak efektif menekan penyebaran virus corona di Kota Tegal.
Meski sudah zona hijau, Kota Tegal belum bisa dipastikan 100 persen bebas Covid-19.
"Bisa jadi orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) masih banyak. Bisa juga termasuk orang tanpa gejala (OTG) juga banyak," kata dia.
Anggota Fraksi PKS lainnya, Rachmat Rahardjo menuturkan, seharusnya pemkot lebih cermat dalam membuat sebuah program di tengah pandemi corona.
"Apalagi dalam situasi sulit seperti ini.
Boleh saja cari sensasi, asalkan untuk tindakan positif yang melampaui standar capaian rata-rata orang ," kata Rachmat.
Diberitakan sebelumnya, PSBB Kota Tegal, Jawa Tengah, yang dilaksanakan dalam dua tahap akan berakhir pada Jumat (22/5/2020).
Penyemprotan disinfektan dengan dua helikopter dan 30 water cannon diagendakan Pemkot Tegal untuk mengakhiri PSBB yang berhasil membuat Kota Tegal menjadi zona hijau atau nihil kasus baru.
Tak hanya itu, pemkot juga berencana menyalakan sirene dan kembang api di Alun-alun Kota Tegal malam harinya.
Bersamaan dengan pemberian penghargaan kepada tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.
"Iya betul," kata Sekda Kota Tegal Johardi saat dikonfirmasi Kompas.com mengenai sejumlah agenda besar tersebut, Kamis (21/5/2020) malam.