“Jangan sampai semua terlena, karena ujian kita belum berakhir. Tetangga kita, Brebes, Kabupaten Tegal dan Pemalang, masih dalam zona merah, ini kita harus lebih hati-hati," tambah Dedy.
Dedy menyampaikan, ke depan akan mengkaji penyusunan Peraturan Wali Kota, termasuk di dalamnya sanksi apabila ada masyarakat yang tidak pakai masker.
Dalam kesempat itu, Dedy memberikan penghargaan kepada dokter dan perawat yang menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan warga masyarakat.
"Ucapan terima kasih kepada jajaran Forkopimda yang kompak membantu Pemkot Tegal. Juga tim gugus tugas dan khususnya warga Kota Tegal, yang turut membantu menuntaskan sampai Kota Tegal zero Covid-19," pungkas Dedy.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebelumnya menyetujui keputusan Pemerintah Kota Tegal untuk tidak memperpanjang masa PSBB.
Hanya saja, Ganjar mengingatkan kepada Wali Kota dan masyarakat Tegal soal adanya kemungkinan kembali suatu daerah kembali jadi zona merah penyebaran virus corona.
• Soal Kabar Lockdown Local di Kota Tegal, Ganjar Pranowo : Hanya Isolasi Terbatas
"Saya sampaikan, Pak Wali Kota agar berhati-hati karena kurva kedua bisa muncul maka kita hati-hati. Insyaallah tidak akan ada lagi," kata Ganjar di Semarang, Jumat (22/5/2020).
Ganjar juga sudah meminta kepada Pemerintah Kota Tegal untuk membatalkan pesta kembang api yang direncanakan berlangsung pada Jumat malam.
Rencana menyemprotkan disinfektan dari helikopter juga diminta Ganjar agar tidak dilaksanakan.
"Jadi, tidak ada kembang api, apelnya dibatasi orangnya, yang kemarin diumumkan akan ada penyemprotan disinfektan dengan helikopter juga tidak jadi," katanya.
Sempat Viral Karena Umumkan Local Lockdown
Bukan hanya sekali ini saja Kota Tegal mencuri perhatian publik di tengah pandemi corona ini.
Sekitar akhir bulan Maret 2020 silam, Kota Tegal menjadi sorotan karena wal kotanya, Dedy Yon Supriyono, memutuskan untuk mengambil kebijakan local lockdown setelah kasus pertama virus corona muncul.
Ia mengaku mengambil keputusan local lockdown dengan menutup akses keluar masuk kota selama empat bulan ke depan.
Langkah kontroversial Dedy itu diambil menyusul munculnya kasus pertama warga Kota Tegal yang terkonfirmasi positif terjangkit virus corona (Covid-19) pada Rabu (25/3/2020).