Tak Ada Aliran Listrik & Internet, Pelajar di NTT Curhat Sulit Dapat Ilmu: Rindu Kembali ke Sekolah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi menulis

Mereka berjalan kaki sekitar satu kilometer ke derah yang memiliki sinyal internet.

Untuk belajar, siswa itu terpaksa memakai satu ponsel pintar untuk lima orang.

Sedangkan televisi tak dimiliki seluruh orang. Listrik juga hanya menyala pada malam hari.

Karena belum ada aliran listrik dari Peruahaan Listrik Negara (PLN) di wilayah itu.

Jansen berharap, pandemi virus corona baru atau Covid-19 segera berakhir.

Sehingga bisa kembali belajar di sekolah.

"Kami rindu kembali ke sekolah.

Kami tidak bisa belajar dari rumah karena tidak ada jaringan internet, televisi, listrik, dan handphone," kata Jansen kepada Kompas.com Minggu (5/7/2020).

Siswa lain, Ignas, mengaku sangat kesulitan mendapat ilmu dan pengetahuan selama ada aturan belajar dari rumah karena virus corona.

Ignas menyebut, dirinya ingin belajar, tetapi terhambat fasilitas.

Di rumahnya, ponsel, televisi, dan buku, untuk belajar tidak ada.

"Kami tidak bisa belajar di rumah.

Televisi dan handphone tidak ada.

Kalau pun ada handphone, kami harus jalan kaki cari jaringan sejauh 1 kilometer.

Di tempat sinyal lagi tidak bisa lama, baterai ponsel tidak bertahan karena charge pakai tenaga surya," kata Ignas.

Halaman
123