TRIBUNNEWSMAKER.COM - 3 orang tentara berusia 20 tahunan dikabarkan ditangkap dengan alasan terpengaruh budaya Korea Selatan.
Dikutip dari Allkpop, ketiganya ditangkap ketika dalam perjalanan ke Gunung Baekdu pada 5 Agustus 2020.
Mereka tengah perjalanan naik kereta bersama rombongan tentara lainnya.
Ketika kereta sampai di Provinsi Hamgyong, Stasiun Sokhu, kereta berhenti karena kekurangan daya.
Di Korea Utara, hal tersebut sudah biasa terjadi.
Penumpang harus menunggu hingga berjam-jam untuk kereta dapat hidup dan berjalan kembali.
• Dulang Sukses di Crash Landing On You, Son Ye Ri Juga Bintangi 2 Drama Korea Ini, Sudah Nonton?
• Kim Jong Un Siap Beri Hukuman Berat untuk Rakyat Korea Utara yang Ketahuan Nonton Drakor
Hal tersebut pernah diangkat oleh drama Korea Selatan populer, Crash Landing on You.
Dimana kedua tokoh utama harus menghabiskan waktu lama di padang rumput karena kereta yang mogok.
Berbeda dengan kisah drakor, kereta mogok ini justru membuat tiga orang tentara kena apes.
Untuk menghabiskan waktu, tiga orang tentara bercanda dengan menari.
Mereka disebut menari lagu BTS 'Blood Sweat and Tears' dan ditonton oleh anggota tentara lainnya.
Tiba-tiba, anggota penjaga menangkap ketiga tentara itu.
Suasana yang tadinya meriah jadi tegang.
Ketiga tentara dianggap melakukan propaganda Korea Selatan.
Unit tentara mereka pun sempat dinyatakan sedang dalam 'emergency'.
Ketiga tentara mengelak tuduhan propaganda dan mengatakan tidak tahu jika itu adalah koreografi lagu BTS.
Mereka hanya tahu tarian itu tengah populer di unit mereka.
Kini, mereka dikabarkan tengah menunggu laporan hukuman yang akan dijatuhkan.
Dugaan Kasus Covid-19 di Korea Utara
Otoritas Korea Utara menemukan dugaan kasus Covid-19 untuk pertama kalinya,
Walhasil, mereka mengkarantina kota perbatasan Kaesong.
Peristiwa ini dilaporkan oleh media pemerintah Korea Utara KCNA pada Minggu (26/7/2020).
Pasien dugaan positif virus corona pertama di Korut itu ditemukan di kota yang berbatasan langsung dengan Korea Selatan.
Dia dikarantina dengan ketat.
Termasuk semua orang yang pernah berkontak dengan pasien tersebut.
• Kasus Covid-19 di DKI Jakarta Melonjak, Anies Baswedan Sebut karena Peningkatan Aktivitas Warga
• Kondisi Achmad Purnomo Wakil Wali Kota Solo yang Positif Covid-19, Tak Ada Gejala, Tetap Olahraga
• Sempat Bertemu Langsung Wakil Wali Kota Solo yang Positif Corona, Tes Swab Jokowi Negatif Covid-19
Dilansir dari AFP via Kompas.com, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan darurat dengan politbiro partai pada Sabtu (25/7/2020).
Mereka membahas penerapan sistem darurat maksimum dan mengeluarkan peringatan kelas atas untuk mengendalikan penyebaran virus corona.
Jika pasien tersebut dikonfirmasi positif, maka itu akan menjadi kasus positif Covid-19 pertama yang diakui oleh Korea Utara.
Selama ini, Korea Utara dicap pihak barat memiliki fasilitas kesehatan yang tidak memadai.
KCNA melaporkan seorang pembelot yang telah pergi ke Korea Selatan tiga tahun lalu kembali pada 19 Juli ke Korea Utara.
Media tersebut juga mengatakan pembelot tersebut menyeberangi perbatasan secara ilegal.
Namun Korea Selatan belum melaporkan adanya orang yang menyeberang di perbatsan Korea Utara dan Korea Selatan.
Pyongyang sebelumnya menegaskan tidak ada satu pun kasus positif virus corona yang terlihat di Korea Utara meskipun Covid-19 telah menyebar di seluruh dunia.
Korea Utara menutup perbatasannya pada akhir Januari ketika virus corona mulai menyebar di China.
Otoritas Korea Utara juga memberlakukan pembatasan ketat yang membuat ribuan orang dikarantina.
Namun para analis mengatakan Korea Utara tidak mungkin terhindar dari pandemi virus corona.
Sementara itu, penyebaran virus corona secara global masih terus bertambah dari hari ke harinya.
(TribunNewsmaker/ Talitha/Kompas)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertama Kalinya, Korut Laporkan Dugaan Kasus Covid-19"