TRIBUNNEWSMAKER.COM - Musibah Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat menyebabkan sejumlah dampak serius.
Gempa bumi pada Jumat (15/1/2021) pagi, turut menyebabkan gangguan pada layanan telekomunikasi.
Layanan seluler dari operator Indosat Ooredoo, Telkomsel, dan XL Axiata juga terdampak di sejumlah wilayah.
Menurut VP Head of Strategic Communications Management Indosat Ooredoo, Adrian Prasanto, sebagian jaringan Indosat Ooredoo di sekitar wilayah Tapalang-Majene terkena dampak.
Adrian mengatakan, tim teknis Indosat tengah berupaya untuk mengembalikan jaringan untuk beroperasi secara normal sesegera mungkin.
Untuk jaringan Telkomsel, pengguna di daerah terdampak gempa dikatakan masih bisa menggunakan layanan seperti biasanya untuk keperluan internet, telepon, maupun SMS.
"Di Kabupaten Mamuju, layanan telekomunikasi Telkomsel masih berjalan namun ada penurunan kualitas layanan di sejumlah titik," ungkap Muhammad Idham Kadir, General Manager Network Operation and Quality Management Sulawesi Telkomsel.
Baca juga: Fakta Gempa Majene Sulbar, Pasien RS Tertindih Bangunan, Kantor Gubernur Ambruk, Warga Mengungsi
Baca juga: TERIAK HISTERIS Warga, Lihat Mahasiswi Tertabrak Motor saat Gempa, Korban Terseret Jauh di Aspal
Hal ini juga dikarenakan terputusnya catuan daya listrik yang mendukung operasional BTS Telkomsel di wilayah tersebut.
Sejauh ini, pihak Telkomsel telah mengantisipasi penurunan layanan tersebut, salah satunya dengan cara mengirim Mobile Backup Power (MBP) atau genset ke lokasi BTS yang membutuhkan pendukung catuan daya listrik.
Sedangkan Group Head Corporate Communication XL Axiata, Tri Wahyuningsih mengatakan jaringan seluler XL Axiata masih beroperasi, meski ada beberapa titik yang tidak dapat digunakan.
Hal itu lantaran adanya pemadaman listrik dari PLN, yang berimbas kepada 18 BTS di Kabupaten Majene, 12 BTS di Kabupaten Mamuju Utara, dan 39 BTS di Kabupaten Mamuju.
"Saat ini tim teknis XL Axiata juga telah berada di lapangan guna mengantisipasinya, dengan menyalakan genset dan mengecek semua infrastruktur jaringan yang ada di sana," kata Tri melalui keterangan yang diterima KompasTekno, Jumat (15/1/2021).
Selain itu, tim XL Axiata juga telah melakukan rekayasa jaringan agar layanan untuk pelanggan tetap bisa berjalan.
Hal ini mengingat layanan telekomunikasi dan data sangat dibutuhkan, baik oleh warga korban, juga aparat penanggulangan bencana.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, pada Jumat (15/1/2021) dini hari.
Gempa tersebut merupakan gempa susulan yang sebelumnya terjadi pada Kamis (14/1/2021) sian,g dengan magnitudo 5,9.
Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com hingga Jumat (15/1/2021) pukul 11.10 WIB tercatat 8 orang meninggal dunia dan 637 orang luka-luka akibat gempa.
Selain itu terdapat 16.000 orang mengungsi. Kemudian, ada 10 titik pengungsian di antaranya Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua.
Fakta Gempa Majene Sulbar
Tiga orang tewas dan warga mengungsi, berikut deretan fakta gempa yang melanda Majene, Sulawesi Barat. Kantor gubernur ambruk hingga pasien rumah sakit tertindih bangunan.
Duka menyelimuti Majene dan beberapa daerah di Sulawesi Barat setelah wilayah tersebut diguncang gempa berkekuatan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1/2021) dini hari, sekitar pukul 01.28 WIB.
Gempa berdurasi 5 hingga 7 detik tersebut menewaskan tiga orang warga.
Sejumlah bangunan seperti kantor pemerintahan hingga rumah sakit mengalami kerusakan parah.
Bahkan seorang pasien rumah sakit sempat tertindih puing bangunan.
Gempa susulan pada dini hari
Gempa berkekuatan 5,9 magnitudo sebelumnya terjadi di Majene pada Kamis (14/1/2021) dan terasa di beberapa kabupaten.
Satu hari berselang, pada Jumat (15/1/2021) dini hari, terjadi gempa susulan.
Gempa ini berkekuatan 6,2 magnitudo.
Menurut data BNPB dan BPBD Majene, gempa kuat dirasakan selama 5 hingga 7 detik.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, pusat gempa berada di 6 kilometer timur laut Majene, Sulawesi Barat.
Pusat gempa ini berkedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menjelaskan, tiga orang tewas dalam peristiwa gempa tersebut.
Sedangkan, 24 warga mengalami luka-luka.
Kerusakan berat terjadi di sejumlah bangunan, hingga ribuan jiwa terpaksa mengungsi.
"Sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman," tutur Raditya dalma rilis yang diterima oleh Kompas.com.
Kantor gubernur ambruk
Kondisi pascagempa pun direkam dan tersebar dalam berbagai video.
Salah satunya video menggambarkan kondisi kantor Gubernur Sulawesi Barat yang terletak di Kompleks Perkantoran Gubernur, Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Rangas, Kecamatan Simboro dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
Disebutkan bahwa kantor Gubernur Sulbar rusak parah.
“Kantor Gubernur Sulbar ambruk. Hancur.
Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Hotel Matos (Mamuju), hancur,” kata warga yang merekam gambar yang tersiar pada Jumat (15/1/2021) dini hari, melansir Tribun Timur.
Gempa juga mengakibatkan padamnya jaringan listrik di daerah Mamuju.
Dampak lainnya, bangunan RS Mitra Manakarra, Mamuju juga ambruk akibat gempa.
Dilaporkan ada enam orang pasien dan keluarga terjebak dalam reruntuhan rumah sakit.
Bangunan yang untuh menindih tubuh salah seorang pasien.
Evakuasi sulit dilakukan lantaran puing bangunan yang menindih tubuh mereka tak mudah disingkirkan.
BPBD Mamuju pun mendirikan tenda bagi pasien di halaman Rumah Sakit Mitra Manakarra.
"Pihak rumah sakit meminta agar didirikan tenda sementara untuk merawat pasien dari lantai dua dan lantai tiga.
Gempa tersebut membuat para pasien panik sehingga mereka keluar ke halaman rumah sakit untuk menyelamatkan diri," kata Ali Rachman, seperti dilansir Antara.
Perawat RS Mitra Manakarra mengatakan, belum bisa memastikan sampai kapan para pasien tersebut akan dikembalikan ke ruang perawatan.
"Mereka (pasien) tidak mau masuk ke ruang perawatan dan meminta dirawat di sini saja.
Jadi, kami tidak bisa juga memaksa sebab bisa berdampak pada psikologi para pasien sehingga kami meminta BPBD untuk mendirikan tenda. Ada beberapa dinding tembok rumah sakit yang retak.
Kami belum bisa memastikan kerusakan sebab saat ini masih sibuk menangani pasien," kata salah seorang perawat Rumah Sakit Mitra Manakarra.
(Kompas.com/Galuh Putri Riyanto/Junaedi/Himawan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Gempa Majene, Menara BTS Operator Seluler Kehilangan Pasokan Listrik PLN dan Sederet Fakta Gempa Majene, 3 Tewas, Kantor Gubernur Ambruk dan Pasien RS Tertindih Bangunan