Meski tahu harganya lebih murah dari hadiah yang diberinya, Nagita tetap senang.
Ia berterimakasih pada Raffi dan langsung memakai cincin tersebut meski kekecilan.
Namun ternyata, hadiah itu hanyalah akal-akalan Raffi sebelum memberi kado lebih bagus.
Nagita yang tahu tabiat suaminya, langsung meminta Raffi menunjukkan hadiah asli yang disimpannya.
"Cepat sayang, biasanya itu lebih bagus," tunjuk Nagita.
"Nih, kamu mau buka yang mana dulu?," ujar Raffi.
Ia menyerahkan amplop berisi kertas berwarna biru yang langsung membuat Nagita heboh.
"Aku udah tahu kalau kayak gini nih," girang Nagita.
"Dibuka dulu, dilihat dulu," ujar Raffi.
"Aku senang nih ada yang gini-gini, ada kartu-kartunya gini," kata Nagita.
Ia pun kembali antusias dan tertawa-tawa senang setelah membaca kertas yang diduga sertifikat permata tersebut.
"Tadinya aku mau ngasihnya malam, tapi karena kamunya baik banget," kata Raffi.
"Aku pikir aku kasih itu kamunya senep, 'Oh iya, makasih', ternyata kamu baik, nih."
Ia mengulurkan kotak cincin permata yang langsung disambar oleh Nagita.
Betapa terkejutnya Nagita saat melihat kotak tersebut sudah kosong.