CONTOH Khutbah Sholat Jumat 9 Juli 2021 Bertema Sabar Menghadapi Ujian Pandemi Covid-19

Editor: Candra Isriadhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi khotbah sholat Jumat 9 Juli 2021.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Contoh Khutbah Sholat Jumat hari ini Jumat (9/7/2021) dengan topik bersabar menghadapi ujian.

Tak terasa kembali dipertemukan hari Jumat, itu artinya sebagai umat muslim di siang hari akan menunaikan ibadah Sholat Jumat.

Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT teruma di masa pandemi seperti ini.

Bagi para khotib biasanya di ibadah Sholat Jumat tentu akan membacakan khutbah Jumatan.

Nah berikut ini adalah contoh khutbah Sholat Jumat yang bertopik tentang 'Sabar Menghadapi Ujian'.

Topik ini tampak relevan dengan kondisi di negeri saat ini yang sedang dilanda cobaan yang tak henti-henti dari pandemi Covid-19.

Bahkan akibat pandemi Covid-19 ini melanda sejumlah tempat ibadah di tutup semetara waktu.

Ilustrasi khotbah (MOSLEMWORLD)

Terbaru rencananya pemerintah akan memberlakukan kembali pembatasan sosial serentak di sejumlah wilayah.

Dalam masa kebijakan Pemberlakukan Pembatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini akan berlaku 3 - 20 Juli 2021.

Dengan demikian masyarakat harus beribadah dari rumah mulai besok.

Pademi merupakan musibah yang melanda masyarakat di dunia.

Dalam Islam kita dianjarkan selalu bersabar atas ujian yang diterima.

Contoh Khotbah kali ini tentang Sabar atau ujian menghadapi musibah yang jadi referensi dalam Khotbah Jumat 9 Juli 2021 ini di kutip dari pcnukendal.com

Baca juga: SAMBUT Idul Adha 2021, Bolehkah Bayar Kurban dengan Cara Berutang Atau Arisan? Ini Penjelasannya

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ الْمَوْجُوْدِ أَزَلًا وَأَبَدًا بِلَا مَكَانٍ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ الْأَتَمَّانِ الْأَكْمَلَانِ، عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ، أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: سَلَـٰمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَىٰ الدَّارِ .الرعد: ٢٤

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah...

Sabar merupakan salah satu akhlak termulia dan tertinggi di hadapan Allah. Karena derajat tertinggi itulah, maka kebanyakan manusia sulit untuk menjalani sifat itu secara konsisten.

Dan karena akhlakul karimah tertinggi itulah maka sifat ini hanya disematkan Allah pada orang-orang pilihan Allah seperti para nabi dan rasul, waliyullah, dan orang-orang sholih lainnya.

Sifat sabar ini akan menjadi cahaya penerang bagi siapa pun yang ingin melintasi jalan menuju kebahagiaan abadi di akhirat.

Meskipun sifat sabar itu sangat berat dilakukan oleh orang awam, tetapi sebagai hamba Allah dan sebagai umat Rasulullah kita harus berusaha mengamalkan akhlak tertinggi ini jika ingin menjadi orang-orang sholeh.

Hujjatul Islam, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa kata sabar dan berbagai kata turunannya itu disebutkan lebih dari tujuh puluh kali dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Swt QS. An-Nahl; 96 dan Ar-Ra’d: 24.

وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْٓا اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“… Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS An- Nahl: 96).

سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ

“Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu” (QS Ar-Ra’d: 24).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah...

Orang-orang yang memiliki sifat sabar itu adalah orang-orang yang mulia di hadapan Allah.

Mereka dapat bertahan dan menahan diri dalam berbagai kondisi, mampu bertahan dalam menghadapi berbagai ujian dan musibah, pantang putus asa dalam menghadapi masalah, serta sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan sebab mereka yakin bahwa Allah selalu menyertainya.

Sebab menurut Hujjatul Islam, Imam Al-Ghozali RA, sabar itu bermakna menahan diri dan memaksanya untuk menanggung sesuatu yang tidak disukainya serta berpisah dengan sesuatu yang disenanginya.

Imam Ghozali membagi sabar ini menjadi tiga macam, yaitu

(1) sabar dalam menjalankan ketaatan yang diwajibkan Allah.

(2) sabar dalam menahan diri untuk tidak melakukan segala yang diharamkan Allah.

(3) sabar dalam menghadapi berbagai musibah yang menimpa.

Sabar dalam rangka menaati kewajiban misalnya tampak pada apa yang kita alami di waktu pagi hari yang suhu udarannya sangat dingin dan kita memaksa diri kita untuk menahan dinginnya udara guna mengambil air wudlu. Kita tahan keinginan nafsu tidur melawan kantuk dan kenikmatan tidur lalu bergegas untuk menjalankan ibadah shalat Shubuh ke masjid atau musholla untuk sholat berjamaah.

Hal itu kita lakukan semata-mata menaati perintah Allah dengan mengharap ridho-Nya.

Tidak kalah pentingnya dengan yang pertama adalah sabar kedua yakni menahan diri agar tidak melakukan segala sesuatu yang diharamkan Allah SWT.

Hal demikian ini juga sangat berat bagi manusia. Sebab, kebanyakan orang pasti suka pada hal-hal yang menarik dan menyenangkan dirinya.

Bahkan banyak pula di antara mereka yang mengikuti hawa nafsunya, tak mampu menahan diri sehingga mereka pun melakukan perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT.

Kalau manusia bisa menahan diri dari berbuat maksiat karena takut pada Allah, maka mereka akan dimuliakan Allah dengan pahala yang sangat besar.

Terkait sabar yang kedua ini, beberapa ulama berpendapat bahwa meninggalkan satu kemaksiatan itu lebih utama daripada melakukan seribu amalan sunnah.

Mengapa demikian, sebab meninggalkan kemaksiatan itu hukumnya wajib sedang amalan sunnah hukumnya tidak wajib.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah...

Jenis sabar yang ketiga ini juga sangat penting bagi kita karena Allah SWT sering menimpakan musibah pada hamba-Nya.

Berbagai musibah dan atau bencana kerap melanda umat manusia di antaranya adalah gunung meletus, banjir, gempa bumi, tanah longsor, angin topan hingga badai tsunami.

Di sisi lain, Allah juga menimpakan musibah berupa rasa sakit perorangan hingga wabah penyakit yang menakutkan manusia yang disebabkan oleh virus seperti flu burung, flu babi, dan virus corona.

Musibah lain bisa berupa krisis ekonomi, krisis moral, krisis kepercayaan, yang kemudian menimbulkan beragam gejolak sosial pada sebuah negeri.

Hadirin, salah satu gejolak sosial yang tengah terjadi di negeri ini adalah musibah besar yang harus dihadapi dengan sabar oleh umat Islam.

Musibah ini sangat membahayakan bagi umat Islam dan bangsa ini jika tidak dapat di atasi dengan sabar dan bijak.

Sebab, jika dibiarkan dan tidak segera dicarikan solusi dengan baik, gejolak sosial ini bisa jadi menimbulkan pertikaian umat Islam dan perang saudara, yang ujung-ujungnya dapat menghancurkan persaudaraan muslim dan persatuan bangsa. Naudzubillahi min dzaalik.

Siapakah sebenarnya yang berdiri di balik itu semua, para hadirin? Mereka itulah setan-setan terlaknat yang menguasai manusia, mereka itulah manusia yang mengikuti hawa nafsunya, mereka itulah orang-orang yang hatinya gelap dan haus kekuasaan, mereka itulah manusia yang mudah diadu domba, mereka itulah kelompok orang yang tidak senang terhadap kebesaran umat Islam di negeri ini.

Oleh karena itu, tugas utama kita sebagai muslim dan anak bangsa harus bersatu padu menguatkan ukhuwah untuk melawan kobaran hawa nafsu yang bersemayam dalam diri kita, melawan aksi para provokator, melawan hoaks yang bertebaran dengan menahan diri penuh kesabaran. Insyaallah Allah akan memberikan jalan keluar bagi negeri ini.

Tetaplah berpegang teguh pada tali ajaran Allah SWT. Ingatlah selalu firman Allah:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا

Artinya: Dan berpegang teguhlah kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah bercerai-berai.

Oleh karena itu, melalui mimbar ini saya mengajak diri saya dan hadirin agar tetap sabar menghadapi musibah dan fitnah besar ini.

Menahan diri dengan tidak menyebarkan berita-berita provokatif yang kontraproduktif, menahan diri untuk tidak ikut-ikutan membuat gaduh suasana.

Seraya berdoa dan mohon ampun pada-Nya semoga Allah segera memberikan jalan terbaik bagi bangsa ini untuk menyelesaikan musibah gejolak sosial yang tengah terjadi, serta Allah segera hilangkan wabah pandemi Covid-19 yang masih melanda negeri ini.

Amiin Amiin Amiin Ya Robbal ’Aalamiin.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(TribunPontianak.co.id/Madrosid)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunPontianak.co.id dengan judul Khutbah Jumat 9 Juli 2021 di Masa Pandemi Covid, Contoh Khutbah Full Tentang Sabar Menghadapi Ujian.

Artikel lain terkait Khutbah klik di sini.