Reporter: Tiara Susma
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kehamilan jadi sesuatu yang ditunggu-tunggu pasangan yang telah sah menikah.
Setiap pasangan tentu merasa antusias menantikan kelahiran anak mereka.
Di usia kehamilan 4 bulan, biasanya pihak keluarga akan menggelar syukuran untuk menyambut calon buah hati.
Selain itu, pihak keluarga juga biasa menggelar syukuran di usia kehamilan 7 bulan.
Seperti kita ketahui, hal ini sudah menjadi tradisi turun temurun masyarakat Indonesia.
Lantas, bagaimana hal tersebut dalam pandangan Islam?
Apa hukumnya menggelar syukuran 4 bulan atau 7 bulan kehamilan?
Baca juga: Benarkah Orangtua Tak Akan Mendapat Syafaat Jika Tidak Aqiqahi Anak? Ini Penjelasan Buya Yahya
Baca juga: Berkurban atau Aqiqah, Mana yang Didahulukan? Simak Penjelasan Ustaz Adi Hidayat Berikut Ini
Buya Yahya memberikan penjelasan terkait hal tersebut.
Hal itu seperti dilansir dari video yang diunggah di YouTube Al-Bahjah TV pada 16 Desember 2018.
Buya Yahya menegaskan jika acara tersebut digelar sebagai tanda syukur, maka hal itu sah-sah saja.
"Bagaimana hukumnya mengadakan acara itu? Kalau acaranya maknanya adalah syukuran sah dan masuk akal," ujar Buya Yahya.
Sementara itu, dalam ajaran Islam, usia kehamilan 4 bulan adalah waktu dimana ruh telah ditiupkan ke dalam janin.
Maka dari itu, diperbolehkan jika ingin menggelar syukuran dengan cara seperti menyembelih hewan atau mengundang tetangga untuk berdoa bersama.
Hal ini juga berlaku saat usia kehamilan menginjak 7 bulan.
Baca juga: Benarkah Bayi yang Meninggal Bisa Bantu Orangtuanya Masuk Surga? Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat