Saya boleh buka kunci karena dua hari sebelum meninggal dia kasih tahu semua password akun privasi pada adik nomor lima.
Dia bilang 'ambilah password semua ini, kakak takut nanti tak akan ada waktu lagi untuk memberi tahu'. ungkap Izzatul.
Sebelumnya Hanis rupanya sudah menunjukkan tanda-tanda kepergiannya.
Namun sayang keluarga seolah tak menyadari pertanda tersebut.
"Sebelum adik meninggal, banyak tanda ia tunjuk, tapi kami sekeluarga anggap itu biasa saja.
44 hari sebelum ia meninggal, Hanis sempat pergi makam kakek, nenek.
Saya tahu itu dari video di HP dia, dia terlihat menangis sambil membelai batu nisan.
Sehari sebelum meninggal, dia buatkan air milo untuk adik bungsu sambil berkata 'adik minumlah air yang kakak buat, ini air terakhir yang kakak buat untuk adik' itu pun kami tak sadar kenapa dia berkata seperti itu." sesal Izzatul.
Diakui sulung dari tujuh bersaudara ini, Hanis merupakan sosok yang pekerja keras.
Ia merupakan anak yang paling dekat dengan sang ayah.
Sehingga hampir semua pekerjaan laki-laki dikerjakan oleh Hanis.
"Hanis tu sangat dekat dengan keluarga, tapi dia lebih akrab dengan abah.
Dia yang urus semua kerbau abah, sampai dia pun ada ternak lembu sendiri.
Kerja macam laki dia lakukan sendiri, atap bocor pun dia yang perbaiki.
Jadi bila Hanis meninggal, kami seperti hilang tempat bergantung." sedih Izzatul.