Sementara dari CCTV yang dibuka Komnas HAM, tes PCR-nya di rumah," tambah Pheo Hutabarat.
Diduga, tes PCR ini hanyalah alasan Ferdy Sambo untuk menciptakan kondisi kalau hanya Bharada E lah yang menembak Brigadir J.
Tak hanya itu, sedari awal pengacara menduga kalau Brigadir J sengaja dijebak terlibat pelecehan kepada istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
"Jadi pertanyaannya kok bisa-bisanya pada tanggal 11-12 dikatakan tes PCR.
Kita sebagai advokat ngerti, berarti itu mau menciptakan alibi kalau yang menembak hanyalah Bharada E,"
"Kok banyak juga bukti-bukti yang janggal. Sepertinya dari awal memang ingin dilingkari kalau adik saya pelaku tindak pidana," pungkasnya.
Baca juga: SIAPA Sebenarnya Squad Lama? Tega Tertawakan Brigadir J Ngadu ke Pacar Saat Diancam Akan Dibunuh
Baca juga: Brigadir J Diduga Buat Istri Ferdy Sambo Sakit Hati, Keadaan Makin Buruk hingga Diancam Dibunuh
Mahfud MD Sebut Kematian Brigadir J Bukan Kriminal Biasa
Menko Polhukam Mahfud MD pun membeberkan hasil pertemuannya dengan ayah Brigadir J beserta pengacaranya.
“Mereka menyampaikan keluhan dan pandangan bahkan, dan keyakinan dari sisi mereka soal peristiwa di rumah Kadiv Propam Ferdy Sambo, dari sisi mereka,” kata Mahfud MD dalam wawancara dengan jurnalis KOMPAS TV Wandi Yansen Saragih, Rabu (3/8/2022).
Mendengarkan kesaksian ayah Brigadir J yang menunjukkan bukti-bukti janggal soal kematian putranya, Mahfud MD mengaku mencatatnya.
Meski begitu, Mahfud MD tidak ingin ikut campur, lantaran tugasnya dalam kasus kematian Brigadir J adalah hanya mengawal.
“Saya catat semua dan saya tidak berpendapat tentang kasus itu, saya hanya mencatat karena soal pendapat dan proses itu saya tidak boleh ikut campur."
“Tugas saya adalah mengawal kebijakan," papar Mahfud MD.
Apalagi ada perintah dari Presiden Jokowi untuk membuka kasus kematian Brigadir J secara terang-terangan.
"Kata arahan Presiden bahwa harus dibuka dengan benar,” kata Mahfud MD.