TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kekejaman Ferdy Sambo dalam menghabisi nyawa Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J membuat banyak orang heran.
Saat ini pemeriksaan terkait pembunuhan terhadap Brigadir J masih terus bergulir.
Polisi juga dikabarkan akan menyampaikan perkembangannya pada Jumat (19/8/2022) ini.
Ferdy Sambo dinonaktifkan dan dijadikan tersangka demi penyelidikan lebih lanjut.
Tidak hanya itu beberapa pakar hukum berharap agar Ferdy Sambo dipecat.
Pakar Hukum Pidana Dr. Muhammad Taufiq S.H., M.H., menyebut kalau Ferdy Sambo psikopat.
"Saya teliti Sambo ini kena narkoba atau tidak," ujar Muhammad Taufiq, dilansir Youtube Refly Harun, Kamis (18/8/2022).
Baca juga: Tangis Ferdy Sambo Hancurkan Masa Depan Bharada E, Ungkap Sesal Libatkan dalam Pembunuhan Brigadir J
Baca juga: Mahfud MD Bongkar Fakta, Sebut Ferdy Sambo Punya Kerajaan Polri, Buat Drama Pelecehan: Menjijikkan!
Ia juga meminta anak buah Ferdy Sambo diperiksa apakah kena narkoba atau tidak.
"Anak buahnya narkoba atau tidak, isu itu yang diangkat," ujarnya.
Dirasakan Taufiq bagaimana Ferdy Sambo bisa sampai kejam.
"Kok nembak sampai kejam, yang menyebabkan mungkin, apa benar setan minggir, setannya ketakutan," jelasnya.
Disebutkan kalau Ferdy Sambo lebih iblis dari iblis.
"Lebih iblis dari iblis," ujarnya.
Kini publik menunggu bagaimana kelanjutan kasus Brigadir J.
Baca juga: Gaya Hidup Ferdy Sambo Saat SMA Terkuak, Teman Masih Motoran, Suami Putri Sudah Naik Mobil Sendiri
Baca juga: MENCEKAM! Bharada E Diperintah Ferdy Sambo, Tak Niat Tembak Brigadir J, Karir Tercoreng: 4 Kali Tes
Eks Pengacara Bharada E Lantang Minta Jenderal Penting Polri Ini Mundur: Daripada Bikin Malu
Kasus Brigadir J saat ini tengah diperiksa oleh tim khusus polri.
Walaupun Irjen Pol Ferdy Sambo sudah menjadi tersangka,publik masih berharap kasus ini dibongkar.
Disamping itu Ferdy Sambo dinilai terlalu banyak gang di anggotanya.
Mantan pengacara Bharada E Deolipa menyebut kalau ada petinggi polri yang harus mundur.
"Mending mundur daripada dibikin pr malu, mundur itu ksatria," ujar Deolipa, dilansir Youtube TV One, Kamis (18/8/2022).
Disebutkan Deolipa kalau Bharada E tidak nyaman dengannya.
"Pertama mengenai tidak nyaman bagaimana mungkin aku seorang seniman, bisa membuat orang tidak tertangkap," ujarnya.
Tidak benar kalau Bharada E tertekan ada dirinya.
"Mereka juga ikut tertawa, mereka tertawa," ujarnya.
Diakui juga oleh Deolipa kalau dirinya setiap wawancara selalu minta ijin
Kini publik menunggu bagaimana kelanjutan kasus dari Bharada E.
Tangis Ferdy Sambo Hancurkan Masa Depan Bharada E, Ungkap Sesal Libatkan dalam Pembunuhan Brigadir J
Tangis Ferdy Sambo pecah menyadari telah menghancurkan masa depan Bharada E.
Penyesalan juga diungkap oleh Ferdy Sambo yang saat ini masih mendekam di Mako Brimob.
Pecah tangis Ferdy Sambo ini terjadi ketika Komnas HAM melakukan pemeriksaan terhadapnya.
Dalam kesempatan itu Ferdy sambo juga mengaku menyesal telah melibatkan anak buahnya, Bharada E.
Diketahui Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J bersama Bharada E, Brigadir RR, dan KM.
Ferdy Sambo disebut sebagai dalang pembunuhan terhadap Brigadir J.
Ia juga menyusun skenario adu tembak dalam kematian Brigadir J.
Baca juga: Mahfud MD Bongkar Fakta, Sebut Ferdy Sambo Punya Kerajaan Polri, Buat Drama Pelecehan: Menjijikkan!
Baca juga: MENCEKAM! Bharada E Diperintah Ferdy Sambo, Tak Niat Tembak Brigadir J, Karir Tercoreng: 4 Kali Tes
Dalam kasus tersebut, Ferdy Sambo dijerat pasal pembunuhan berencana, yakni Pasal 340 subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan 56 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Diperiksa Komnas HAM, Ferdy Sambo Menangis
Irjen Ferdy Sambo disebut menyesal melibatkan Bharada E dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Ferdy Sambo disebut telah meminta maaf bahkan hingga menangis.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik.
Taufan menyebut dirinya telah bertemu dengan Ferdy Sambo dan berbicara secara mendalam.
Dalam perbincangan tersebut, Taufan menyampaikan soal nasib Bharada E yang kini menjadi tersangka pembunuhan.
Taufan menyebut, masa depan Bharada E hancur setelah terlibat kasus pembunuhan yang didalangi oleh Sambo.
Padahal semestinya Bharada E menikmati masa mudanya dan menitir kariernya sebagai polisi.
Ferdy Sambo pun kemudian mengakui kesalahan dan menyesali perbuatannya.
Ia juga meminta maaf kepada Bharada E.
"Itu diakui oleh Saudara FS (Ferdy Sambo). Dia bilang, 'Saya menyesal, saya minta maaf'. Saya bilang, 'Kamu harus bertanggung jawab terhadap Richard (Bharada E) ini," kata Taufan, Selasa (16/8/2022), dikutip Tribunnews dari Kompas TV.
Taufan lalu kembali menyalahkan Sambo atas hal tersebut.
Ferdy Sambo pun mengakuinya hingga menangis.
"Itu diakuinya, dan dia menangis," katanya.
Baca juga: Ferdy Sambo Nangis di Depannya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Curigai Bohong karena Ini: Cari Bukti
Baca juga: Masalah Kita yang Lain Banyak Jokowi Minta Kapolri, Cepat Usut Kasus Brigadir J: Jangan Ditutupi!
Mahfud MD Ungkap Drama Melankolis Ferdy Sambo: Nangis, Mondar Mandir di Meja Kerja, Mengaku Dizolimi
Skenario pembunuhan Brigadir J ternyata dibumbui drama melankolis agar banyak orang percaya.
Menko Polhukam sekaligus Ketua Kompolnas Mahfud MD membongkar drama yang dibuat Irjen Pol Ferdy Sambo, untuk membuat orang percaya skenarionya.
Mahfud MD mengatakan, sebelum rilis peristiwa kematian Brigadir J, ada adegan Ferdy Sambo menangis-nangis di ruang kerjanya.
Mabes Polri awalnya merilis Brigadir J meninggal, dengan skenario baku tembak, pada Senin (11/7/2022) sore.
Kompolnas bahkan sempat percaya pada skenario Ferdy Sambo, paling tidak Benny Mamoto, Ketua Harian Kompolnas.
"Memang dibohongi. Ada skenario drama melankolis," ungkap Mahfud MD, pada program Indonesia Lawyers Club, Senin (15/8/2022).
Masih menurut Mahfud MD, sebelum diumumkan meninggalnya Brigadir J, Ferdy Sambo memanggil sejumlah orang.
"Pada hari Senin sebelum peristiwa diumumkan, Pak Sambo memanggil beberapa orang, termasuk dari Kompolnas, satu orang dipanggil," ungkap Mahfud MD.
Pada saat wakil Kompolnas datang, Ferdy Sambo hanya menangis sambil teriak-teriak.
"Saya ini dizolimi, istri saya dilecehkan. Dia terus nangis gitu, tidak menjelaskan hal lain," kata Mahfud MD, yang telah mengorek keterangan dari wakil Kompolnas yang hadir saat itu.
Tak hanya dari Kompolnas yang dipanggil Ferdy Sambo untuk bisa melihat tangisannya.
"Setidaknya ada lima orang. Diciptakan prakondisi, agar orang percaya dengan kondisi itu (baku tembak dan pelecehan)," kata Mahfud MD.
Mahfud MD juga telah meminta keterangan dari lima orang yang kala itu dipanggil Ferdy Sambo.
"Saya sudah cek pada semua orang yang dipanggil. Kalimatnya sama, cuma nangis mondar-mandir di meja," jelas Mahfud.
Selain itu, ada kalimat juga yang dilontarkan Ferdy Sambo agar orang percaya kepadanya.
"Kalau saya ada di situ saya tembak sendiri sampai mati lebih parah," kata Mahfud MD, mengutip teriakan Sambo yang dia dapat dari orang-orang yang datang menemuinya.
Sejak itu, ujarnya, akhirnya semakin kuat kesimpulannya bahwa yang terjadi bukan baku tembak di antara ajudan.
"Kompolnas akhirnya saya minta menarik diri dari (skenario) tembak menembak. Tidak ada tembak menembak, yang ada adalah penembakan," jelasnya.
Belakangan memang tergambar bahwa yang terjadi di rumah dinas itu bukan baku tembak seperti cerita pertama yang disampaikan oleh polisi.
Peristiwa sebenarnya adalah pembunuhan berencana, dengan otak pelaku utama adalah Irjen Pol Ferdy Sambo.
(TribunSumsel/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Pakar Hukum Minta Anak Buah Ferdy Sambo Lakukan Tes Urine Narkoba: Setannya Minggir Ketakutan dan di Tribunnews.com dengan judul Masa Depan Bharada E Hancur, Ferdy Sambo Menangis Telah Libatkan Anak Buah Dalam Tewasnya Brigadir J