Namun, dia mengaku selalu mendapat cobaan.
"Dulu tahun 2008 kaki saya kena ledakan kompor dan harus mengeluarkan uang puluhan juta untuk pengobatan," ujarnya.
"Saya bangkit, saya punya rejeki, harus giat bekerja kumpulkan uang untuk haji ini," jelasnya.
Di sisi lain, Samin masih bersyukur karena setengah uang miliknya masih bisa diselamatkan.
Selama ini dia mengumpulkan uang hingga berjumlah Rp100 juta.
"Ini masih ada sisa sekitar Rp50 juta yang masih bisa diselamatkan," ungkapnya.
Uang sekitar Rp100 juta itu rencananya bakal digunakan mendaftar haji sebanyak empat orang. Yakni dirinya, sang istri dan kedua anaknya.
Dia pun pasrah dan ikhlas apabila nantinya uang itu hanya bisa digunakan naik haji anak-anaknya.
"Rencananya untuk saya, istri dan kedua anak saya. Kalau saya nggak bisa naik, ya biar anak-anak saya," ungkapnya.
Raut Muram Tak Bisa Hilang
Raut muram terus bergelayut di wajah Samin, penjaga sekolah SD Negeri Lojiwetan.
Matanya terus memandang uang kertas yang sudah tak berbentuk simetris lagi di kardus.
Ya, uang miliknya yang sudah dikumpulkan sejak 2,5 tahun terakhir rusak dimakan rayap.
Tak sedikit jumlah uangnya yang rusak.
Samin mengaku uang yang rusak itu mencapai nominal puluhan juta.