TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tangis seorang ibu di Cakung, Jakarta Timur pecah tatkala mendapati anaknya tewas terpanggang api yang membakar rumahnya.
Wanita berinisial DA (45) yang merupakan ibu korban tak kuasa membendung air matanya ketika mengetahui anaknya yang menyandang disabilitas harus meregang nyawa pada Jumat, (2/6/2023), pagi.
Dia tak menyangka anaknya, TA (10) meninggalkannya begitu cepat dengan cara yang tragis,
Diketahui, rumah dari DA yang berada di di Jalan Swadaya IV, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur dilahap si jago merah.
Jasad TA ditemukan personel Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur saat proses pemadaman api pada Jumat (2/6/2023) pagi.
Kapolsek Cakung Kompol Syarifah Chaira mengatakan berdasar hasil penyelidikan pihaknya kebakaran terjadi sekira pukul 03.30 WIB.
Insiden kebakaran ini bermula dari nyala api di kamar TA.
Ketika insiden terjadi, TA hanya berdua dengan tantenya, NH (31).
Pasalnya pada saat itu, ibu korban DA (45) sudah meninggalkan rumah.
Seperti hari-hari biasanya, DA menjalani pekerjaannya sebagai seorang pemulung.
Baca juga: FOTO Detik-detik Adu Banteng 3 Kereta Api India, 207 Tewas: Penumpang Menjerit, Korban Saling Tindih
"Orang tua korban keluar rumah sekira pukul 02.00 WIB untuk bekerja sebagai pemulung." kata Syarifah, Jumat (2/6/2023).
"Sekitar pukul 02.00 WIB, tante bersama korban masih mengerjakan souvenir," imbuhnya.
Sekira pukul 03.30 WIB, NH yang tidur pada ruang terpisah dengan TA bangun dari tidurnya karena merasakan hawa panas dari amuk si jago merah dari bagian kamar korban.
Kala itu, NH berteriak meminta tolong kepada warga.
NH meminta tolong warga untuk menyelamatkan TA yang masih terjebak di kamar.
Nahas upaya tak berhasil karena pintu kamar sudah terbakar hebat.
Baca juga: Hati Remuk! 6 hari Lagi Akad, Pria Nyesek Pergoki Calon Istri Selingkuh, Kini Bakar Undangan Nikah
"Karena api makin membesar korban tidak berhasil diselamatkan." ujar Syarifah.
"Kemudian dibantu warga bersama-sama untuk memadamkan api, dan menghubungi Damkar," tambahnya.
Syarifah menuturkan sekira pukul 04.00 WIB 12 unit mobil pompa Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur tiba di lokasi lalu melakukan pemadaman.
Sekira pukul 05.30 WIB saat proses pemadaman sudah di tahap pendinginan bara api, personel Damkar menemukan jasad anak disabilitas tersebut.
Pada saat itu, jasad bocah tersebut sudah berada di antara puing bangunan.
Jasad korban sempat dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat untuk proses identifikasi.
Namun, kini sudah dimakamkan di TPU Kramat Pulo Jahe.
Baca juga: MURKA HPnya Dirazia Guru, Siswi Bakar Asrama Sekolah,19 Murid Tewas: Terancam Dipenjara Selamanya
"Korban menderita luka bakar bagian punggung. S" tuturnya.
"Saat ini lokasi kejadian sudah dipasangi police line dalam rangka penyelidikan dilakukan Polsek Cakung," imbuhnya.
Sebelumnya, Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur mendapat laporan delapan rumah warga di Jalan Swadaya IV ludes terbakar pada Jumat pagi.
Kasi Ops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan kebakaran diduga akibat korek api dinyalakan dari rumah TA.
"Diketahui anak korban difabel dan sering ditinggal ibunya. Anak suka bermain api, bakar-bakar sesuatu," kata Gatot saat dikonfirmasi.
Kini sang ibu masih merasakan trauma mendalam atas kebakaran tersebut.
BERITA VIRAL LAINNYA, MURKA HPnya Dirazia Guru, Siswi Bakar Asrama Sekolah,19 Murid Tewas: Terancam Dipenjara Selamanya
NAIK PITAM saat ponselnya disita oleh gurunya, seorang siswi di Guyana, Amerika Selatan nekat membakar asrama sekolah.
Akibat dari keberingasan siswi tersebut, sebuah asrama sekolah yang berada di Kota Mahdia, Guyana hangus dilalap si jago merah.
Dalam aksinya, siswi tersebut diam-diam menyelinap keluar asrama dan membakarnya pada malam hari.
Nahasnya, pada saat itu, warga asrama sudah tertidur lelap.
Akhirnya, sembilan belas siswi tewas dalam insiden kebakaran yang terjadi pada 21 Mei 2023 itu.
Diketahui, kebakaran di sekolah berasrama yang berada di Kota Mahdia tersebut terjadi saat malam hari ketika lima pintu asrama dikunci.
Hal itu membuat banyak siswa perempuan terperangkap di dalam asrama saat api berkobar hebat.
Selain 18 siswi yang mayoritas penduduk asli, putra administrator asrama yang berusia lima tahun turut menjadi korban tewas dalam kebakaran itu.
Penasihat Keamanan Nasional Gerry Gouveia mengatakan, pada malam kejadian, 21 Mei 2023, lima pintu asrama dikunci oleh administrator asrama.
Hal tersebut sudah biasa dilakukan oleh administrator asrama guna mencegah para siswi menyelinap keluar pada malam hari.
Menteri Pendidikan Guyana Priya Manickchand mengatakan, sistem alarm sekolah dan upaya kesiapsiagaan kebakaran masih terus diselidiki.
Dikutip Tribunnewsmaker.com dari Aljazeera pada Sabtu, (3/6/2023), pihak kepolisian dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa penyelidikan mengungkapkan siswi tersebut diduga telah menyebabkan kebakaran hebat.
Polisi mengatakan siswi tersebut diduga murka lantaran tak terima ponselnya disita oleh ibu asrama dan seorang guru.
Sebuah surat kabar harian setempat juga melaporkan, remaja tersebut dihadirkan dalam pengadilan perdana di ibu kota Georgetown melalui video call pada Senin (28/5/2023).
Pengadilan menyebutkan bahwa ia akan ditahan di pusat penahanan remaja,
Siswi tersebut hingga kini masih menjalani proses lebih lanjut.
Terancam Penjara Selamanya
Dalam sidang perdananya, siswi tersebut didakwa sebagai orang dewasa dengan 19 tuduhan pembunuhan.
Terdakwa tidak diizinkan untuk mengajukan pembelaan pada saat persidangan.
Diketahui, terdakwa akan menghadapi pengadilan keduanya pada 5 Juli 2023 ketika pengacara negara bagian dan pembela menyatakan siap untuk memulai persidangan.
Jika terbukti bersalah, terdakwa harus menjalani hukuman penjara seumur hidup. (TribunJakarta.com/Bima Putra)
Berita ini telah diolah dari artikel TribunJakarta.com.