'Guru Ditanya Tak Tahu' Ortu Panik Anaknya Belum Pulang Sekolah, Ternyata Tewas saat MPLS, Tenggelam

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang siswa kelas tujuh SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, meninggal dunia dalam kegiatan MPLS, Sabtu (22/7/2023). Atas insiden ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Jujun Junaedi (paling kanan), bertakziah ke rumah korban.

Menurut Wawan, jika pada saat itu anak-anak didampingi pembimbing, musibah ini mungkin tidak akan terjadi.

"Kalau ada pembimbing otomatis bisa diupayakan [penyelamatan]. Kalau pun mereka tercebur tetap bisa diselamatkan. Ini yang menyelamatkan yang tercebur selamat, dan yang menyelamatkanya meninggal tenggelam," ujarnya.

"Masa yang harus menyelamatkan anak kecil baru keluar SD? Kenapa bukan pembimbing? Ini jelas keteledoran, harusnya ada absen (daftar hadir) siapa yang belum pulang, malah saat gurunya ditanya tidak pada tahu," tutur Wawan.

Wawan mengatakan, pihak sekolah juga mengakui keteledoran mereka pun mendatangi keluarga korban, Minggu (23/7) pagi. Kepada Hera, ibu korban, mereka mengakui ada kelalaian.

"Kalau itu kelalaian, kenapa hanya ngomong kepada ibunya yang kondisinya masih berduka? Bukan kepada bapaknya atau saya?. Orang tua tahunya anaknya ini lagi MOS [masa orientasi sekolah], bukan lagi maen. Jelas tanggung jawab pihak sekolah," tegasnya.

Wawan mengatakan, pihak keluarga tahu sesuatu yang buruk menimpa MA dari teman-teman sekolah MA. Teman-teman korban datang mengantarkan sabuk dan sepatu milik korban ke rumahnya. Adapun tasnya ditinggal di sekolah, sebab setelah kegiatan, para peserta MPLS kembali lagi ke sekolah.

"Ibunya bertanya, ke mana anaknya? Temannya menjawab pergi main dulu. Ibunya merasa curiga, karena anaknya jarang main setelah pulang sekolah," jelasnya.

Karena khawatir, keluarga kemudian mendatangi pihak sekolah. Namun, saat itu pihak sekolah mengaku tidak mengetahui di mana korban berada.

"Keluarga mendatangi sekolah dengan membawa saksi yang merupakan teman korban," ujar Wawan.

Teman korban itulah yang kemudian menceritakan di mana titik lokasi korban tenggelam.

Pencarian pun kemudian dilakukan. "Korban ditemukan dalam keadaan sudah terbujur kaku dan masih mengenakan seragam pramuka," kata Wawan.

Wawan menegaskan kejadian ini menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai pengawasan dan tanggung jawab pihak sekolah selama kegiatan MPLS.

"Mengingat usia siswa-siswi SMP termasuk dalam kategori usia belia, seharusnya ada bimbingan yang lebih intensif dari pihak sekolah atau OSIS dalam mengawasi para peserta," terangnya.

Wawan menuturkan, kegiatan seperti MPLS memerlukan tanggung jawab penuh dari pihak sekolah karena merupakan bagian dari kegiatan sekolah.

"Harapannya, pihak sekolah harus memiliki koordinasi yang baik dengan pihak terkait dan melaporkan keberadaan siswa-siswi yang mengikuti MPLS untuk memudahkan tindakan pencarian jika terjadi kehilangan atau kecelakaan," ujarnya.

Halaman
123