Bahkan, dari empat korban seorang diantaranya nyaris melakukan hal nekat.
"Seorang korban sempat melakulan aksi bunuh diri karena merasa malu," ucapnya seperti dari Tribun Jabar.
Dia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terhadap korban, supaya bisa melupakan masa lalu buruk yang telah menimpanya.
"Kabarnya kan ada empat orang yang menjadi korban pelecehan seksual pimpinan pondok pesantren.
Tapi baru dua yang melapor, kami harap korban bisa untuk mengungkapkan agar bisa segera terusut kasusnya," kata dia.
Sementara itu, S (38) orang tua korban, menceritakanm ia mengetahui anaknya menjadi korban pelecehan seksual setelah ia merasa curiga dengan sikap dan perilaku anaknya tersebut.
"Anaknya sering murung, bahkan beberapa kali sempat melalukan percobaan bunuh diri.
Berawal dari kecurigaan itu saya mencoba menanyakan apa yang terjadi," katanya.
Menurutnya, setelah ditanya, anaknya tersebut mendapatkan tindak perbuatan tak terpuji dari seorang guru ngaji sekaligus pimpinan pondok pesantren.
Baca juga: RESMI Tersangka Pencabulan, Mario Dandy Terancam 15 Tahun Penjara, Ayah David: Selamat Membusuk!
"Anak saya sudah tujuh kali mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dari guru ngajinya sekaligus pimpinan pondok pesantren.
Perbuatan pelaku tersebut dilakulan di sebuah kamar di lingkungan pesantren," jelasnya.
Modus Pelaku
Sang guru ngaji yang diduga melakukan pencabulan pada santriwatinya sendiri menggunakan modus licik.
Pengacara korban, Topan Nugraha, kepada wartawan, Jumat (11/8/2023) menjelaskan, pelaku menggunakan siasat liciknya.
"Berdasarkan pengakuan keluarga dan orang tua korban, pelaku melakukan aksinya tersebut dengan cara berpura-pura memberikan pengobatan agar pintar dan mudah menghafal," kata Topan.