Kemudian, melihat masyarakat Kabupaten Pekalongan yang butuh sosok pengabdi masyarakat yang bisa dijaluri aspirasi.
Oleh karena itu, ia bersama istri Shinanta tergugah hatinya untuk menjadi pengabdi masyarakat dan memperjuangkan aspirasi.
"Alhamdulillah pada tahun 2019, saya dan istri menjadi anggota DPRD Kabupaten Pekalongan," imbuhnya.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan semua karna Tuhan dan juga dukungan langsung masyarakat pada ia bersama istri.
Karena, sekarang masyarakat sudah pandai dalam hal memilih wakil rakyatnya.
Serta masyarakat itu tidak melihat partai tapi melihatnya figur.
"Tren figur inilah yang terjadi di Kabupaten Pekalongan.
Alhamdulillah dengan program-program kami, dan turun langsung ke masyarakat.
Masyarakat alhamdulillah, memberikan amanah dan percaya kepada kami."
"Jadi, disini fungsinya kita turun ke masyarakat meyakinkan masyarakat dengan program dan komitmen kita," ujarnya.
Saat berjuang mendapatkan keberhasilan, pasti ada kendala bahkan dulu sempat hampir menjual organ tubuhnya karena terlilit hutang pada pileg 2014.
Pada saat hendak menjual ginjalnya, ia pun harus pergi ke Jakarta.
Baca juga: DIPECAT PDIP! Cinta Mega Tobat, Kapok Main Judi Slot, Kini Dipinang PAN: Diusung Jadi Caleg DPRD DKI
Terpaksa tidur bersama puluhan tunawisma di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, untuk menjual ginjalnya kepada seseorang.
Selama 10 hari berada di Jakarta, ia tak kunjung menemukan orang yang ingin membeli ginjalnya.
"Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk menemui menteri BUMN pada waktu itu Dahlan Iskan,