"Kalau saya dulu di lapangan, dulu di kendaraanlah, angkot gitu." ungkapnya.
"Setelah itu kurang melihatlah rabunlah. Terus kita jualan telur asin, keliling keliling, kurang laku juga jualan pisang keliling kurang laku juga." imbuhnya.
"Akhirnya kita lewat depan material itu, nabrak nabrak puing itu kalau kita ketokin jadi pasir banyak yang membutuhkan, sampai sekarang ngetokin batu," tutur Kakek Sarono dikutip dari berbuatbaik.id.
Kakek Sarono juga bercerita, dirinya menderita penyakit hernia.
Terkadang jika penyakit itu kambuh, Sarono terpaksa tidak pergi bekerja.
Dia memilih untuk beristirahat lantaran rasa sakit yang dialami sangat luar biasa.
"Waktu lima tahun yang lalu saya operasi hernia, ternyata dokter pesan jangan buat kerja keras, nanti kalau untuk kerja keras kambuh lagi, ya karena kondisinya seperti ini tetap kerja batu juga kadang geser karung ternyata turun lagi," bebernya.
Baca juga: PERJUANGAN Serma Indro S, Anggota TNI 8 Tahun Rawat ODGJ, Dimandiin & Disuapi: Pakai Uang Pribadi
"Kadang kalau sudah kecapean keras kayak batu kayak telur batu, bisanya tiduran nanti kaki digantung baru turun lagi..." cerita Kakek Sarono.
Kakek Sarono hanya hidup berdua dengan istrinya, Sriningsih.
Tadinya Kakek Sarono masih dibantu sang istri mencari nafkah sebelum sang istri berhenti bekerja karena perusahaan yang bangkrut.
Pun Ibu Sriningsih mengalami sakit gula yang terkadang kambuh.
"Saya sudah nggak control pak, saya kalau minum obat sudah bosen, sebulan setumpuk gini, obat macam macam saya sudah lelah minum obat sudah bosan," ungkap Nenek Ibu Sriningsih.
"Kalau sakit saya ke puskesmas saja, ongkosnya juga mahal bolak balik, ke budi asih sudah dua bulan nggak control" bebernya.
Asuh 45 Yatim Piatu
Dunia Kakek Sarono boleh jadi gelap namun hati Kakek Kakek Sarono dipenuhi cahaya kasih yang melimpah.