Irfan tidak mau mematok harga untuk jasa yang ia tawarkan.
Biasanya, pelanggan Irfan dapat membayar jasa tersebut sesuai dengan kerelaan hati mereka.
"Kadang pasien-pasien saya bertanya, 'seikhlasnya tuh berapa Pak?' ya saya gambarkan seperti sampean mau ke masjid, lalu mau sedekah, itu kan sesuai dengan hati sampean," imbuhnya.
Irfan mengakui bahwa dirinya beberapa kali didatangi oleh pelanggan yang tidak punya cukup uang.
Suatu hari, bahkan Irfan bercerita sempat didatangi oleh seorang perempuan.
Ia mengaku butuh dipijat, tetapi secara jujur ia mengatakan hanya punya sedikit uang.
"Dia bilang 'Pak saya cuma bisa bayar segini', ya saya bilang wis gakpapa. Memang ucapan saya itu sukarela kok," kata Irfan.
Ternyata satu minggu kemudian, tanpa disangka perempuan itu menemui Irfan kembali.
Ia tiba-tiba saja memberikan sejumlah uang.
"Loh, saya gak ngarepin toh. Gak usah," kata Irfan menceritakan ucapannya kala itu.
"Tapi dia menghampiri saya, kasih uang itu. Kata dia, 'engga-engga Pak, gak apa apa, malah saya gak enak' ," kata dia.
Setiap malam, Irfan mangkal untuk menawarkan jasanya di dua lokasi berbeda.
Potongan kardus dan tenaga, menjadi modal utama bagi dirinya untuk mencari rezeki.
Irfan biasa menawarkan jasanya di depan Jalan Tunjungan 1, Surabaya, pada pukul 20.00 - 22.00 waktu setempat.
Sedangkan pukul 22.00 - 00.00, ia pindah ke sekitar Hotel Platinum Surabaya.