Megawati hanya menyentil adanya rekayasa hukum akibat praktik kekuasaan.
Umam menduga tindakan Megawati itu juga bisa menjadi strategi politik ke depan.
“Pernyataan Megawati menunjukkan besarnya kekecewaan dan kemarahannya terhadap dinamika politik mutakhir, namun semua itu disampaikan dengan cara yang tidak vulgar, bahkan lebih terkesan sedih,” ucap Umam, dikutip dari Kompas.com, Senin (13/11/2023).
Umam juga menyebut pidato Megawati seolah menjadi tanda perpisahan PDIP dengan Jokowi.
Hal itu lantaran saat ini putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2024.
Lebih lanjut, Umam turut menyinggung pernyataan Megawati soal sejarah kekuasaan orde baru.
Menurut dia, Megawati seperti bermaksud menyinggung praktik kekuasaan Jokowi yang sentralistik yang terbukti dengan putusan MK yang seolah memuluskan jalan Gibran menjadi cawapres.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami, Kompas.com/Fitria Chusna)
Diolah dari artikel Tribunnews