Penurunan elektabilitas ini justru terjadi setelah mengumumkan Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar.
Elektabilitas Anies Tahun 2023
Januari: 24,2 persen
Februari: 24 persen
April: 23,8 persen
Mei: 20,4 persen
Juli: 21,4 persen
September: 22 persen
Oktober: 19,7 persen (sebelum Cak Imin sebagai cawapres) dan 19,6 persen (usai Cak Imin sebagai cawapres)
November: 23 persen
Awal Desember: 22,3 persen
Akhir Desember: 21 persen
Elektabilitas Prabowo Tahun 2023
Januari: 23,2 persen
Februari: 26,7 persen
April: 31,5 persen
Mei: 36,4 persen
Juli: 35,8 persen
September: 34 persen
Oktober: 35,8 persen (sebelum Gibran jadi cawapres) dan 35,9 persen (usai Gibran jadi cawapres)
November: 45 persen
Awal Desember: 45,6 persen
Akhir Desember: 46,7 persen
Elektabilitas Ganjar Tahun 2023
Januari: 36,3 persen
Februari: 35 persen
April: 31,5 persen
Mei: 34,3 persen
Juli: 32,2 persen
September: 30,4 persen
Oktober: 30,9 persen (sebelum Mahfud jadi cawapres) dan 26,1 persen (usai Mahfud menjadi cawapres)
November: 23,7 persen
Awal Desember: 23,8 persen
Akhir Desember: 24,5 persen
Poltracking
Menurut hasil survei Poltracking sepanjang 2023, elektabilitas Anies justru cenderung fluktuatif.
Dia pernah meraih elektabilitas hanya 15,3 persen pada Juli 2023.
Kemudian, secara berlahan mengalami peningkatan di mana puncaknya pada survei November 2023 yaitu dengan elektabilitas 25,7 persen.
Namun, di akhir tahun, elektabilitasnya turun tipis menjadi 24,4 persen.
Sementara itu, elektabilitas Prabowo cendurung mengalami tren peningkatan sejak awal tahun hingga akhir tahun.
Puncaknya, sosok yang menjabat sebagai Menhan itu meraih 46,1 persen di akhir Desember 2023 dan merupakan raihan elektabilitas tertingginya berdasarkan survei Poltracking.
Senada dengan Anies, elektabilitas Ganjar juga naik turun.