Ia menambahkan, mundurnya Ahok dari Komut Pertamina memberikan pesan keberpihakan sekaligus sentimen loyalitas Ahok secara clear pada arah perjuangan PDI-P dan juga Ganjar-Mahfud dengan meninggalkan tugas yang diberikan oleh Jokowi.
Dukungan moral politik Ahok baru bisa dikonversi menjadi insentif elektoral jika langkah mantan Gubernur DKI Jakarta ini diikuti oleh kader-kader PDI-P dan partai politik lain yang mendukung capres dan cawapres nomor urut 1 dan 3.
Baca juga: Susul Mahfud MD, Ahok Resmi Mundur dari Komisaris Utama PT Pertamina, Tegaskan Dukungan Pada Ganjar
Dua kubu tersebut dinilai Umam dalam pemilihan presiden (pilpres) saat ini seolah-olah lebih memilih untuk berhadap-hadapan dengan kekuasaan Jokowi.
Ia mengatakan, bisa saja beberapa menteri dan partai di kubu Anies-Muhaimin Iskandar dan Ganjar-Mahfud secara kompak melakukan "bedhol deso" atau keluar secara bersama-sama dari pemerintahan Jokowi.
Bila hal tersebut terjadi, keputusan itu berpeluang menjadi pukulan telak yang bisa menggoyahkan arah preferensi politik undecided dan swing voters.
"Yang kemudian berpotensi dikonversi menjadi insentif elektoral," ujar Umam.
"Namun jika partai-partai politik di kubu 01 dan 03 hanya menggertak atau bluffing belaka, hampir bisa dipastikan tidak akan ada pergeseran elektoral yang signifikan," pungkasnya.
Artikel diolah dari Kompas.com