TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang ayah di Kabupaten Tanjung Timur, Jambi rela menahan rasa sakit ginjal demi mencoblos pasangan 02 Prabowo-Gibran.
Dalam kondisi yang memprihatinkan ayah tersebut bersikukuh untuk bisa mengikuti Pemilu 2024.
Dia rela menunda pengobatan demi mencoblos jagoannya Prabowo-Gibran.
Hatinya lega setelah bisa memberikan suaranya dalam Pemilu 2024.
Selang beberapa jam kemudian, pria tersebut meninggal dunia saat perhitungan suara tengah dilakukan oleh petugas.
Ketika hasil real count menunjukkan angka Prabowo-Gibran mengungguli dua kandidat lainnya, ayah tersebut meninggal dunia.
Sang anak bernama Ratu yang ikut melakukan perhitungan suara di daerahnya pun terkejut dengan kabar tersebut.
Kisah ini diceritakan oleh anaknya, pemilik akun TikTok @pluviophilesmf.
Baca juga: Karier Moncer Didit Hediprasetyo Putra Prabowo, Jadi Desainer Kondang di Paris, Langganan Diva Dunia
Baca juga: Reaksi Santai Titiek Soeharto Ditanya Kemungkinan Rujuk dengan Prabowo: Kita Gak Pernah Berantem!
Ratu sebenarnya merupakan petugas KPPS di Desa Pandan Lagan, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Timur, Jambi.
Ia bercerita bahwa ayahnya, Zulbaini meninggal dunia setelah rela menunda berobat demi bisa mencoblos Prabowo-Gibran.
Sampai kemudian sang ayah meninggal dunia pada 15 Februari 2024.
Kata Ratu, ayahnya menolak dibawa ke rumah sakit sebelum mencoblos Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming dalam Pilpres 2024.
"Pak Prabowo, papaku rela nahan sakitnya untuk tetep bisa nyoblos," tulis Ratu di TikTok.
Ia mengatakan ayahnya menahan sakit ginjal dan pembengkakak jantung.
"Meski sakitnya udah gak tertahan, ginjalnya sudah tidak berfungsi, dia tetap usaha nahan sesak ketika anggota KPPS datang menyambangi." jelasnya.
"Kami paksa untuk bawa ke RS beliau tidak mau. Katanya harus coblos Pak Prabowo dulu, baru mau dibawa ke RS," katanya.
Selang beberapa jam setelah mencoblos Prabowo-Gibran, ayah Ratu meninggal dunia.
"Selang beberapa jam setelah mencoblos, papaku akhirnya meninggal." ungkapnya.
Baca juga: Momen Simpatisan Caleg di Lombok Ngamuk & Banting Meja Kotak Suara, Jagoannya Kalah di TPS Sendiri
"Papaku pasti senang liat hasilnya," kata Ratu.
Ia bercerita selama beberapa kali Pemilu, sang ayah selalu memilih Prabowo Subianto.
"Bertahun-tahun beliau selalu mencoblos bapak setiap Pemilu. Alhamdulillah penantiannya terwujud," kata Ratu.
Dalam keterangan postingan, Ratu meyakini hasil Quick Count Prabowo-Gibran tak akan berbeda jauh dengan rekapitulasi KPU.
"Papaku sayang, lihatlah. Meski quick count baru tapi yakinlah real countnya tidak akan berbeda jauh. Yang tenang ya pa." tulisnya.
Ratu sendiri menerima kabar ayahnya meninggal dunia ketika ia sedang mengawal perhitungan suara di TPS.
"Hidup lagi cape capenya, begadang redaman di kerja KPPS sampe ikutan puyeng gara2 ada selisih 1 angka." jelasnya.
"Ketiduran di TPS, jam 04.07 kebangun karna telpon bunyi dari kakak yg jagain papa di RS." lanjutnya.
Suara tangis dia kedengeran diseberang telpon "mel papa udah g ada".
"Yang kek gnian masih dikata curang hanya karna 02 menang. Curang curang curang, mau saya gampar ??? sini jdi penyelenggara biar tau rasanya bagaimana kerja sampe kelelahan rela tetep jalani tanggung jawab, padahal orang tua ada di RS dijagain kakak demi hasil yg valid, malah dikata curang.
Noh ada juga temen gue ibu hamil yang rela begadang dampingin perhitungan suara supaya hasilnya valid, minimal kalau mau nuduh tu yang ngotak deh." tulis Ratu di TikTok.
Detik-detik Petugas KPPS di Bangka Belitung Dipatuk Ular saat Antar Segel Kotak Suara: Kaki Bengkak
Seorang petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung mendadak histeris ketika kakinya merasakan kesakitan lantaran dipatuk ular.
Pada saat itu, petugas KPPS tersebut tengah mengantar segel kotak suara.
Tak disangka, seekor ular berwarna hijau mematuk kakinya saat menginjak semak-semak.
Hingga pada akhirnya, wanita itu histeris dan dilarikan ke puskesmas.
Korban, Annisa Nova Ramadini adalah petugas KPPS TPS 14 Desa Air Gantang, Parittiga.
Dia digigit ular ketika mengantar segel kotak suara dari kantor desa ke TPS pada Kamis (15/2/2024) pagi.
Baca juga: Cerita Warga Jakarta di Sumbawa Stres Tak Bisa Nyoblos, Masuk RS H-1 Pemilu, sering Histeris: Kecewa
Baca juga: Perjuangan Petugas KPPS di Manggarai, NTT Panjat Pohon demi Unggah Hasil Pemilu 2024: Susah Sinyal
"Digigit ular di bagian mata kaki setelah turun dari motor," kata Komisioner KPU Bangka Barat Dwi Aprianto, Jumat (16/2/2024).
Dwi menuturkan, Annisa ketika itu memarkir motornya di pinggir jalan yang ditumbuhi semak.
Tiba-tiba muncul ular berwarna hijau yang langsung mematuk kakinya.
Lokasi kejadian ketika itu masih cukup gelap karena baru sekitar pukul 04.00 WIB.
Annisa yang merasa kesakitan sontak berteriak.
Petugas yang sudah berkumpul di TPS kemudian datang membantu.
Mereka lantas membawa Annisa ke Puskesmas.
"Tidak sampai pingsan, tapi korban merasa nyeri dan bengkak di bagian kaki," ujar Dwi.
Kini Annisa masih berada di Puskesmas dan kondisinya mulai membaik.
Tim dari KPU Provinsi juga telah ke lokasi untuk menjenguk Annisa.
(TribunNewsmaker.com/Dika Pradana)