Tak jarang, sekolah telah menyiapkan menu makan siang untuk jangka waktu satu bulan, seperti yang dipraktikkan di Sekolah Dasar St Dominic’s Institute di Okamoto, Setagaya, Tokyo, Jepang.
Pantauan Kompas.com, Rabu (24/5/2023), tim ahli gizi sekolah kala itu menyiapkan menu utama berupa sepiring nasi kari daging khas Jepang berisi campuran daging, wortel, kentang, bawang bombai, dan kuah coklat kental.
Menu tersebut ditemani salad sayur, camilan crepes stroberi, yoghurt, serta minuman probiotik.
Bukan hanya hidangan lokal, anak-anak juga diberi kesempatan untuk mencicipi menu makanan internasional.
Berbagai rasa mulai dari asin, manis, asam, dan pedas juga diajarkan pada anak, sehingga mereka memiliki pengalaman kuliner yang beragam.
Makan siang memenuhi gizi seimbang
Ahli gizi di Sekolah Dasar St Dominic's Institute Jepang Namekawa mengutarakan, yang terpenting dalam menyiapkan menu makan siang adalah mengacu pola makan sehat sesuai standar.
"Kami menggunakan takaran kalori yang dianjurkan sesuai kebutuhan anak usia sekolah dasar,” ujar dia.
Selain memperhatikan kebutuhan kalori anak untuk menjaga berat badan dan memenuhi gizi, pihak sekolah juga cermat memperhatikan komposisi nutrisi asupannya.
Setiap menu makan siang harus terdiri atas protein, karbohidrat, lemak, dan serat yang dapat mengakomodasi kebutuhan murid yang harus menimba ilmu dari pagi sampai sore hari.
Penggunaan garam dan gula pun dikontrol agar tidak berlebihan, serta menggunakan bahan makanan bebas atau minim pestisida, sayur dan buah organik, serta tanpa bumbu instan.
"Teknik memasak yang digunakan bisa beragam seperti menumis, memanggang, menggoreng, atau mengukus," ungkapnya.
Biaya program makan siang di Jepang
Saat ini, diperkirakan hampir semua sekolah dasar dan 90 persen sekolah lanjutan tingkat pertama di Jepang melaksanakan program makan siang di sekolah.
Dikutip dari laman Japan Educational Travel, menu makan siang khusus murid di Negeri Sakura dipatok dengan harga yang relatif murah.