Dengan fokus pada aset, guru penggerak akan menjadi lebih peka terhadap isu-isu yang ada di lingkungan pendidikan, namun dengan pendekatan yang lebih positif dan konstruktif.
Pendekatan berbasis aset mendorong guru penggerak untuk bergerak dan mengembangkan diri mereka berdasarkan kekuatan yang dimiliki, bukan hanya sekadar menanggapi kelemahan atau kekurangan.
Baca juga: Soal & Kunci Jawaban Post Test Modul 3, Pertanyaan Tak Tepat Ditanyakan Saat Refleksi Murid Fase A
Hal ini menciptakan lingkungan yang memotivasi dan memperkuat guru penggerak untuk menghadapi tantangan dengan sikap proaktif.
Sebaliknya, pendekatan berbasis kekurangan cenderung menciptakan suasana yang memicu curiga dan rasa tidak percaya diri, sehingga tidak sesuai dengan tujuan pengembangan profesional yang positif.
Dengan menggunakan pendekatan berbasis aset, guru penggerak akan terdorong untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan memanfaatkan potensi dan kekuatan yang dimiliki.
Ini tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan positif, tetapi juga membantu meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di sekolah.
Dengan demikian, pendekatan berbasis aset dapat dianggap sebagai strategi yang lebih efektif dalam membimbing dan mengembangkan guru penggerak untuk mencapai kesuksesan dalam dunia pendidikan.
(TribunSumsel.com/Putri Kusuma Rinjani)
Diolah dari artikel di TribunSumsel.com