TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sejumlah partai politik telah menyatakan dukungannya dan bergabung masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran.
Partai yang sebelumnya sebagai lawan pun memilih untuk bergabung ketimbang jadi oposisi.
NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) misalnya.
Sebelumnya, kedua partai itu plus Partai Keadilan Sejahtera tergabung dalam Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan dan Cak Imin pada Pilpres 2024.
Setelah NasDem dan PKB, kini giliran PKS yang memberikan sinyal akan mendukung pemerintahan Prabowo.
Namun hal itu sepertinya tak seiya dengan pendapat dari Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Furqan Amini M Chan.
Furqan Amini M Chan justru berharap tak banyak partai yang bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM)-nya Prabowo Gibran.
Furqan menilai pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang membutuhkan partai-partai penyeimbang di luar pemerintahan.
Sehingga ia berharap tidak semua partai bisa dengan mudah bergabung koalisi pemerintahan yang akan datang.
Baca juga: Reaksi Tak Terduga Politikus PDIP soal Prabowo Ingin Rangkul Semua Parpol, Nilai Oposisi Penting
"Kalau semuanya bergabung tidak akan sehat, karena harapannya check and balancing bisa jalan, fungsi-fungsi legislasi mengawasi pemerintah bisa jalan."
"Idealnya tidak terlalu banyak tambahan Koalisi Indonesia Maju untuk kombinasi atau konfigurasi kabinet ke depan," ungkap Furqan dalam talkshow Overview Tribunnews, Kamis (25/4/2024).
Menurutnya, ada beberapa partai yang bisa menjaga konsistensinya mengambil jarak dari kekuasaan eksekutif dan memainkan peran legislasi yang maksimal untuk mengawasi pemerintahan.
"Dalam hal ini, mungkin ya, mungkin, partai seperti PDIP atau PKS punya DNA yang bagus untuk jadi oposisi atau penyeimbang di parlemen," ungkap Furqan.
Menurutnya, PDIP sudah memiliki pengalaman bagus 10 tahun menjadi partai penyeimbang di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Maka kalau itu bisa diperankan kembali oleh PDIP, saya kira akan bagus," ungkap Furqan.