TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang pria di Gresik, Jawa Timur (Jatim) diketahui nekat mengajak anak istrinya melakukan aksi pencurian.
Namun aksi pria bersama istri dan anaknya itu ketahuan warga sekitar hingga terjadi penganiayaan.
Ia dihajar oleh warga, terekam dalam video amatir dan menjadi viral di media sosial Facebook.
Dalam video itu, terlihat seorang pria dihajar warga sambil membawa anak.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (29/4) sore, pelaku kepergok warga mencuri paket speedometer mobil pengiriman yang terparkir di depan rumah warga bernama Didik di Dusun Grogol, Laban, Menganti Gresik.
Salah seorang, Syamsuri mengatakan, aksi maling tersebut awalnya dikira mencuri sepeda motor.
Ternyata, maling speedometer mobil.
Awalnya pelaku sempat berkelahi dengan salah satu warga yang memergokinya.
Baca juga: Mencuri Baju Dalam & Bra Milik Tetangga, Pria Probolinggo Ingin Jual Online, Segini Harganya
Selain membawa anak dan istri, pelaku juga membawa senjata tajam (sajam).
"Tadi sempat berkelahi dengan salah satu warga, warga tidak berani mendekat karena pelaku membawa senjata tajam," ujar Syamsuri.
Warga yang terlanjut geram, menghantamkan kayu dan berbagai benda lainnya.
Setelah senjata tajam milik pelaku terjatuh, warga menjadikan pelaku sebagai samsak hidup.
Baca juga: REKAMAN CCTV Bocil Obrak-abrik Toko Buah di Ponorogo, 10x Kepergok Mencuri: Dulu Kabur saat Direhab
"Tapi saat dihajar masa, pelaku meminta tolong kepada istri dan anaknya. Sehingga warga tidak tega dan membiarkan pelaku tergeletak tak berdaya. Sudah dibawa ke Polsek (Menganti) tadi," imbuh Syamsuri.
Kapolsek Menganti AKP Roni Ismullah mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan pendalaman.
"Sudah kami amankan. Saat ini masih kami lakukan penyelidikan dan pendalaman," jawab singkat AKP Roni.
Mencuri Ikan, Bocah 12 Tahun di Bangka Diikat & Dihajar Warga, Babak Belur: Ortu Tak Terima
Kepergok mencuri ikan di tambak warga, seorang bocah berusia 12 tahun diikat di bak truk dan dihajar oleh warga hingga babak belur di Bangka Barat, Bangka Belitung.
Warga yang murka langsung menganiaya korban hingga sekujur tubuh bocah itu penuh dengan luka dan memar.
Mendapati anaknya babak belur menjadi amukan warga, orangtua bocah tersebut tak terima.
Orangtua bocah langsung menyeret kasus tersebut ke ranah hukum.
Aksi penganiayaan bocah tersebut pun sempat viral di media sosial.
Tampak bocah tersebut diikat di bak truk dengan wajah memelas penuh luka.
Anak tersebut selain diikat juga dilempari batu.
Baca juga: TOLONG! Jeritan Wanita di Jember Bikin Tetangga Syok, ternyata Korban KDRT Suami: Tewas Dianiaya
Baca juga: TERLANJUR Tunangan, Wanita di Bogor Pilih Damai Meski Dianiaya Kekasihnya: Ikhlas yang Penting Nikah
Narasi yang beredar, anak tersebut tengah memancing di tambak ikan Lele milik warga bernama Kiki dan disebut mencuri ikan.
Kapolsek Jebus, Kompol Albert DH Tampubolon membenarkan peristiwa tersebut.
Sang anak diketahui IMHI (12). Sementara pelakunya adalah Marzuki atau Kiki. Pelaku telah ditangkap Jajaran Polsek Jebus.
Albert menjelaskan, dugaan penyiksaaan itu terjadi pada Jumat 12 Januari 2024 sekitar pukul 17.00 WIB.
Saat itu, orangtua korban, SH (43) mendapatkan telepon dari tersangka Marzuki alias Kiki warga Desa Cupat.
Ia menyampaikan, MHI (12) mencuri ikan di tambak milik pelaku.
"Setelah itu orangtua korban diminta datang ke rumah pelaku yang ada di Desa Cupat, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka Barat," kata Kompol Albert dikutip dari Tribunnews, Minggu (14/1/2024).
Kemudian, setelah sampai di rumah pelaku, SH mendapati IMHI diikat dengan tali di samping bak mobil truk milik pelaku.
"Setelah beberapa waktu, pelaku melepaskan tali yang mengikat anak pelapor dan kemudian menyerahkan kepada orangtuanya. Setelah itu orangtuanya membawa pulang anaknya ke rumah," lanjutnya.
Kata Albert, IMHI mengeluh pusing di bagian kepala, luka dan memar serta nyeri di bagian punggung akibat dugaan penyiksaan itu.
Baca juga: GERTAKAN Pria di Kalsel Bikin Istri Pasrah Dianiaya, Badan Lebam Diinjak Suami: Gegara Ayam Goreng
"Atas kejadian tersebut orangtua korban mengadukan ke Polsek Jebus guna proses hukum," ungkap dia.
Dari laporan tersebut, Polsek Jebus langsung bergerak mencari keberadaan pelaku Kiki.
Ia ditangkap di kediamanya di Desa Cupat, Parittiga, Bangka Barat, pada Jumat (12/1/2024) malam.
"Langsung malam itu juga ditangkap di rumahnya. Hari itu juga langsung, begitu dilapor kita amankan pelaku." jelasnya.
"Motif pelaku ini kesal karena tambaknya dipancing oleh korban,” ujarnya.
Saat ini Kiki telah ditahan di ruang tahanan Polsek Jebus, ia kenakan Pasal 76 c jo psl 80 (2) Undang-undang Perlindungan Anak.
Sementara itu, Kades Cupat, Gegha Khris Kharisma menjelaskan, rumah korban dan pelaku saling berdekatan dan berada di dalam satu desa.
Kiki memiliki usaha tambak ikan lele sejak setahun terakhir. Lokasinya berada di belakang rumah pelaku.
"Informasinya tambak lele (Kiki) sering kehilangan dicuri orang, tetapi baru kedapatan, ada beberapa anak memancing lari, ketangkap satu." ujarnya.
"Tetapi tidak bisa dibenarkan, mengikat anak di truk seperti itu," kata Kades Cupat, Gegha Khris Kharisma.
Seharusnya, menurut dia, pemilik tambak melibatkan ketua RT dan mengundang orangtua sang anak untuk memberikan efek jera.
"Tetapi ini tidak dilakukan, saya juga kaget dapat informasi dari sekdes dan postingan di Facebook anak diikat seperti itu," keluhnya.
Padahal menurutnya, antara orangtua korban dan pelaku saling mengenal satu sama lain karena berada di satu Desa yang sama.
"Mereka ini sekampung, antara orangtua korban dan pelaku kenal sekali. Sangat menyayangkan." jelasnya.
"Tidak boleh seharusnya diikat seperti itu. Karena kami setiap ada persoalan dapat menyampaikan ke RT, lalu bawa ke desa, musyawarah," ucap dia.
Gegha mengatakan, masyarakat di Desa Cupa hanya menyayangkan sikap pelaku karena tidak melibatkan pihak desa atau musyawarah untuk menyelesaikan persoalan.
"Karena perbuatan seperti itu dapat membuat trauma ke anak." ujarnya.
"Jadi peran orangtua, menyampaikan ke anaknya, kalau bukan milik kita jangan diganggu," pesannya.
Gegha menyerahkan kasus ini ke polisi dan PPA mendampingi korban.
Ia berharap tidak ada kasus kekerasan anak lagi.
(TribunNewsmaker.com/ Surya.co.id/ Kompas.com)