TRIBUNNEWSMAKER.COM - Tiga nama kandidat kuat calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) telah menjalin komunikasi ke Demokrat Sumut.
Hal itu disampaikan langsung oleh Ketua DPD Demokrat Sumut, Lokot Nasution.
Seperti diketahui, ketiga sosok yang dimaksud itu adalah Bobby Nasution, Musa Rajekshah atau Ijeck dan Edy Rahmayadi.
Baca juga: Teka-teki Sulit Terwujudnya Duet Ahok-Anies di Pilgub Jakarta 2024 Terkuak, Ternyata Ini Penyebabnya
"Yang sudah mendaftar itu ada Edy Rahmayadi. Bobby Nasution dan Ijeck kita masih melakukan komunikasi. Dan untuk wakil Gubernur juga ada yang mendaftar ke kita," kata Lokot di kantor DPD Demokrat, Selasa (7/5/2024).
Lokot mengatakan, komunikasi dengan ketiganya sejauh ini berjalan baik.
Termasuk dengan Edy dan Ijeck yang pada pemilihan Gubernur 2018 silam turut diusung Demokrat.
"Dengan pak Edy komunikasi juga baik dan calon yang lainnya," kata Lokot.
Baca juga: Hasil Survei Terbaru Cagub Jakarta 2024, Popularitas Kaesang Mengejutkan, Ungguli Sahroni dan Risma
Terkait sosok siapa yang akan diusung Demokrat, Lokot menyebut hal itu merupakan keputusan Ketua Umum dan Majelis Tinggi Demokrat.
"Soal siapa yang akan didukung nanti akan diambil oleh majelis tinggi partai. Karena itu kami ingin terus mendengarkan masuk masukan selama proses penjaringan ini," lanjut Lokot.
Lokot menambahkan, proses penjaringan calon Gubernur, Bupati, dan Walikota masih berlangsung sejak satu bulan lalu.
Dia berharap, melalui penjaringan yang dilakukan bisa melahirkan calon kepala daerah yang mampu membawa kemajuan bagi Sumut.
"Intinya siapa calon yang bisa menghadirkan kebaikan dan kesejahteraan bagi rakyat Sumut. Kami kalau sudah mengusung, tidak akan mengkhianati selama 5 tahun kepemimpinannya seperti saat kami mendukung Edy dan Musa Rajekshah," kata Lokot.
Strategi Mengejutkan PDIP, Siapkan Sosok Kader Ini untuk Kalahkan Bobby Nasution di Pilgub Sumut
PDIP berpotensi mengusung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk Pilkada Sumatera Utara (Sumut).
Padahal sebelumnya nama Ahok digadang-gadang dimajukan untuk Pilkada Jakarta.
Jika dimajukan di Pilgub Sumut, maka Ahok akan mendapat lawan yang cukup kuat yakni Wali Kota Medan Bobby Nasution.
Baca juga: 6 Kandidat Kuat Calon Wali Kota Semarang di Pilkada 2024, Ini Sosok yang Punya Elektabilitas Teratas
Seperti diketahui Partai Golkar mengusung Bobby Nasution untuk Pilkada Sumut.
Golkar coba memainkan politik dinasti, mengingat Bobby Nasution adalah menantu pria satu-satunya Presiden Joko Widodo (Jokowi).
PDIP sendiri telah membuka penjaringan pendaftaran calon bupati, wali kota, dan gubernur se-Indonesia mulai 3 April hingga 20 Mei 2024.
Kemungkinan Ahok diusung PDIP di Pilgub Sumut diungkap oleh politisi PDIP Sutrisno Pangaribuan.
Menurut Sutrisno, Sumut sudah selayaknya dipimpin sosok yang berani melawan mafia.
Sejauh ini, kata Sutrisno telah mengambil formulir pendaftaran calon gubernur (Cagub) Nikson Nababan, Ketua DPC PDIP Tapanuli Utara, Bupati Tapanuli Utara (2014-2024), dan Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara (2018-2023).
Baca juga: Soal Jatah 2 Menteri di Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKB Terang-terangan Beberkan Faktanya
Menurut Sutrisno Pangaribuan, Rapidin Simbolon, Ketua DPD PDIP Sumut, Anggota DPR RI terpilih, Bupati Samosir (2015-2020), kandidat potensial sebagai Cagub, tetapi Rapidin tidak berkeinginan.
"Namun, Rapidin Simbolon belum menyatakan keinginan, kesediaan maju, dan mendaftar. Rapidin Simbolon seperti tidak memiliki ambisi selain fokus mengurus partai menghadapi Pilkada," kata Sutrisno, Sabtu (27/4/2024).
Karena itu, dirinya meyakini mantan Komisaris Utama Pertamina itu memiliki kans besar untuk menang di Pilgub Sumut 2024.
“Nama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi salah satu nama cagub yang berpeluang besar untuk menang. Pengalaman sebagai Bupati Belitung Timur (2005-2010).
Lalu pada Tahun 2006, Ahok mengundurkan diri sebagai Bupati karena maju sebagai calon gubernur Bangka Belitung,” terangnya.
“Kemudian Ahok maju dan duduk sebagai Anggota DPR RI, dari partai Golkar (2009-2014). Ahok kemudian menjadi Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta (2012-2017).
Terakhir Ahok diberi amanah sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, dan mengundurkan diri (2024),” sambungnya.
Terlebih, dirinya juga melihat daftar kandidat dalam bursa cagub Sumut 2024, ia meyakini Ahok bisa menciptakan sejarah dengan memenangkannya.
"Terutama jika Pilkada Sumut akan diikuti oleh 4 pasangan calon (Paslon), yakni menantu Jokowi, Edy Rahmayadi, dan Musa Rajekshah (Ijeck), maka Ahok akan memenangkan Pilkada Sumut. PDIP akan menciptakan sejarah baru dengan Gubernur baru di Pemilu 2024," ucapnya.
Bagaimana kekuatan Bobby Nasution di Pilgub Sumut?
Pengamat sosial dan pemerintahan, Arifin Saleh Siregar, mengatakan Bobby Nasution kemungkinan berebut rekomendasi dengan Musa Rajekshah alias Ijeck.
Ijeck merupakan Ketua DPD Golkar Sumut.
Tentu sebelum dipastikan maju dalam Pilgub Sumut, Bobby harus berusaha mendapatkan rekomendasi dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.
Kemungkinan ada tiga paslon yang bersaing di Pilgub Sumut; Musa Rajekshah, Bobby Nasution, dan Eddy Rahmayadi. Sebelum nama Ahok muncul.
Basis suara jika Ijeck, Bobby, Edy maju masih meraba-raba.
Tapi yang jelas suara kader Golkar yang memilih Golkar kemarin kemungkinan akan tetap ke suara Bobby.
"Tapi waktu menjadi variabel berikutnya. Kita belum tahu faktor politik apa yang tersaji ke publik karena masih panjang ini. Jadi nanti masih banyak hal yang mempengaruhi," ucapnya.
"Kita lihat basis Politik tentu belum bisa diyakini faktor penentu, apalagi Pileg berbeda jauh dengan Pilkada," imbuhnya.
Terkait bakal calon Wakil Gubernur dari Musa Rajekshah, sepertinya tidak begitu signifikan mendongkrak suara.
Seringkali atau beberapa kali dalam beberapa daerah justru keberadaan wakil kepala daerah bisa menggerus suara kepala daerahnya.
Makanya Ijeck harus berhati-hati menentukan calon Wakilnya.
Pertama, walaupun tidak memiliki basis massa yang banyak atau berbagai modal setidaknya calon wakil eksistensi tinggi dan penolakan di masyarakat.
"Kalau kita lihat dari mana, tentu dari faktor daerah, suku dan popularitasnya spesifikasi calon wakilnya," ujarnya.
"Segala kemungkinan masih bisa terjadi dalam konteks Politik, termasuk seandainya Ijeck berpasangan dengan Bobby atau sebaliknya," imbuhnya.
"Perkembangannya pun hari perhari, di menit terakhir bisa berubah nanti. Sumatra Utara sudah sering mengalami hal seperti itu," katanya.
"Pernah dulu, sudah mau daftar ke KPU, rupanya salah satunya nggak jadi," imbuhnya.
"Seandainya Musa Rajekshah, Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution maju kita lihat variabel dukungan partai politik, variabel waktu, variabel persiapan dari Wakil," katanya lagi.
"Kemungkinan dukungan daerah dan pusat, karena tiga orang ini memiliki peluang yang sama, basis dan kelebihan masing-masing," imbuhnya.
"Kita juga menunggu proses tarik menarik apakah Golkar memilih Bobby atau Ijeck," ujarnya.
"Bobby sangat dikenal karena dekat dengan istana. Di Medan juga punya tim yang solid setidaknya yang bermain di media sosial. Pemilih generasi Z juga kita lihat. Kenapa dia maju punya hitung- hitungan, baik Ijeck, Bobby dan Edy," tandas Arifin.
(TribunNewsmaker.com/Tribun-Medan.com)