Pilkada 2024

Elektabilitas Pramono Anung Kalah Jauh dari Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024, Ini Tanggapan PDIP

Editor: Eri Ariyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno masih kalah jauh dari Ridwan Kamil-Suswono, berikut tanggapan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

“Pasangan Pramono Anung dan Rano Karno membuat kejutan dengan elektabilitas yang berhasil menembus angka 24,5 persen,” ucapnya saat rilis hasil survei, Senin (9/9/2024).

Meski masa sosialisasi mereka relatif singkat sejak pendaftaran, namun Whima menilai, capaian pasangan yang diusung PDIP ini terbilang cukup mengesankan dan masih ada peluang untuk mengejar ketertinggalan sampai waktu pemungutan suara di akhir November mendatang.

“Peluang bagi mereka untuk terus meningkatkan dukungan masih terbuka lebar, terutama jika mereka semakin aktif turun ke lapangan, bertemu langsung dengan masyarakat, dan memperkuat interaksi dengan kelompok masyarakat,” kata dia. 

Baca juga: Terjawab Isi Pertemuan Dharma Pongrekun-Kun Wardana dengan Sutiyoso Jelang Pilkada Jakarta 2024

2. Survei PSG 

Sementara itu, Political Strategy Group (PSG) memprediksi Pilkada Jakarta 2024 bakal berlangsung dua putaran.

Prediksi tersebut berkaca pada Pilgub Jakarta 2017 yang diikuti tiga pasang calon.

Pada Pilkada Jakarta 2024 ini, ada tiga pasang calon yang akan bertarung yakni Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

Chairman PSG, Luki Hermawan mengatakan, Jakarta adalah provinsi yang akan selalu istimewa atas sejarahnya, penduduknya, dinamika sosial-politiknya, dan budaya metropolitannya serta selalu menjadi perhatian publik.

"Perhelatan Pilkada Jakarta di akhir November nanti akan menjadi titik penentu sejarah Jakarta segera setelah melepas statusnya sebagai Daerah Khusus Ibukota," ucap Luki di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (7/9/2024).

Antara Ridwan Kamil, Pramono Anung, hingga Dharma Pongrekun siapa berjaya di hasil survei Pilgub Jakarta saat tanpa Anies Baswedan? (TribunNewsmaker Kolase/Instagram @kpu_dki)

Dalam kesempatan yang sama Kepala Peneliti PSG, Ahsan Ridhoi menerangkan bahwa Jakarta memang tak lagi menjadi Ibu Kota Negara.

Namun, Ahsan menyebut berdasarkan pengalaman Pilkada Jakarta sebelumnya kemungkinan dua putaran masih terbuka.

"Dan ada tiga calon, ada kemungkinan dua putaran. Karena kita juga punya pengalaman di 2017 tiga pasang kandidat itu dua putaran," kata Ahsan.

Ahsan lantas membeberkan hasil survei yang dilakukan pihaknya yang digelar periode 6-15 Agustus 2024.

Dalam survei ini sebanyak 39 persen responden memilih mendukung Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 22 persen, dan Ridwan Kamil 15 persen.

"Artinya, warga Jakarta pada dasarnya cenderung menginginkan mantan gubernurnya itu kembali memimpin mereka," ujarnya.

Dia menegaskan, hal tersebut juga berkorelasi dengan angka kepuasan masyarakat terhadap Anies dan Ahok. 

Dimana, pendukung Anies Baswedan atau Anak Abah dan Ahok menjadi penentu kemeangan di Pilkada Jakarta.

"Jadi kenangannya manis kayaknya dengan Pak Anies, dengan Pak Ahok. Jadi mereka lebih (dipilih) kembali, sementara Ridwan Kamil itu hanya terbatas di 15 persen," ucap Ashan.

Baca juga: Adu Visi Misi Ridwan Kamil, Pramono Anung & Dharma Pongrekun, Mana yang Paling Cocok untuk Jakarta?

Menurutnya, pemilih loyal Ridwan kamil sebenarnya sangat kecil ketika dihadapkan dengan Anies dan Ahok.

"Yang fans RK (Ridwan Kamil) ini kira-kira ya hampir 20 persen dari populasi Jakarta," ungkap Ahsan.

Namun, dia menyadari bahwa yang resmi mendaftar sebagai calon gubernur ke KPUD Jakarta hanya Ridwan Kamil.

Ahsan menjelaskan, dalam survei head to head Anies kemungkinan menang satu putaran melawan Ridwan Kamil.

Berbeda ketika berhadapan dengan Ahok, selisih suara antara Ridwan Kamil dan Ahok tak terlalu jauh.

Di sisi lain, terdapat 58 persen responden kemungkinan akan memilih Ridwan Kamil, tetapi tergantung lawannya. 

Dari 58 persen itu, hanya 19 persen yang menyatakan loyal kepada Ridwan Kamil dan tak berpindah dukungan.

Sementara, 42 persen responden memastikan tak akan mendukung Ridwan Kamil siapapun lawannya.

Karenanya, kata Ahsan, penantang Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta bisa memanfaatkan 42 responden tersebut.

"Artinya ada banyak swing voter yang bisa digali," ungkapnya.

Survei yang dilakukan PSG digelar sebelum pendaftaran pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta.

Sehingga saat itu belum diketahui pasti siapa calon yang akan diusung partai politik dalam Pilkada Jakarta 2024.

Penarikan sampel survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 1.540 orang.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.540 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2,7 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

PSG sendiri merupakan lembaga think-tank dan advisory politik kebijakan, politik elektoral, dan politik pemerintahan.

PSG bermitra dengan Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).

3. Survei SMRC

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting atau SMRC merilis hasil survei terkait Pilkada Jakarta 2024.

Salah satunya survei simulasi dua nama, yakni Anies Baswedan head to head atau jika saling berhadapan dengan Ridwan Kamil atau RK.

Peneliti SMRC, Deni Irvani menyebut, untuk hasil survei tersebut Anies meraih elektabilitas mencapai 42,8 persen, sementara RK meraih elektabilitas 34,9 persen, dan responden yang tidak menjawab pada simulasi ini ada 22,3 persen.

"Persaingan dengan Ridwan Kamil yang hampir pasti akan maju lewat KIM (Koalisi Indonesia Maju) ini juga menarik, Anies cenderung unggul dengan jarak sekitar 8 poin. walaupun masih ada undicided yang besar," kata Peneliti SMRC Deni Irvani, dalam konferensi pers secara daring, Minggu (18/8/2024).

"Jadi memang kalau kita lihat sampai survei ini dilakukan, ketika survei dilakukan, Anies tentunya punya kans yang cukup kuat untuk bisa mendapat suara yang signifikan di dalam Pilgub," imbuhnya.

Sementara jika simulasi dua nama antara Anies dengan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, hasil survei menunjukkan Anies unggul tipis. 

Di mana Anies mendapatkan elektabilitas 37,8 persen, sementara Ahok 34,3 persen, dan responden yang tidak menjawab pada simulasi ini 28 persen.

"Anies lawan Ahok, kondisinya Anies sedikit di atas, walaupun secara statistik selisih itu juga tidak siginifikan. Tapi ini juga tidak mengejutkan karena dulu juga menang melawan ahok, dan undecided-nya masih cukup besar," jelasnya.

Begitu juga jika head to head dengan Kaesang Pangarep, Anies mendapat elektabilitas lebih tinggi.

Anies meraih elektabilitas 46,5 persen, sedangkan Kaesang meraih 15 persen, dan ada 38,5 persen responden yang tidak menjawab pada simulasi ini.

"Selisihnya  31 persen lebih. ini selisih yang signifikan," ujarnya.

"Kaesang kekuatan elektoralnya lebih rendah ketimbang dua calon tadi (RK dan Ahok) di Jakarta," katanya.

Sebagai informasi, Survei SMRC ini menggunakan metode double sampling. Survei dilakukan pada 8 - 12 Agustus 2024. Saat itu, KPU Jakarta belum membuka pendaftaran pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Adapun sampel sebanyak 500 responden dipilih secara acak dari database sampel survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya.

Jumlah proporsional menurut kabupaten/kota untuk mewakili pemilih Jakarta.

Margin of error survei diperkirakan +/-4.5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

(TribunNewsmaker.com/Kompas.com)