“Dan dari keterangan saksi pun yang melihat korban saat mau loncat itu, kan ada sekuriti di bawah juga melihat, kok ini di atas (korban),” imbuhnya.
2. Temukan sesuatu di ponsel korban
Polisi telah menyusuri CCTV dan meminta keterangan dari sejumlah saksi untuk mengungkap motif dan alasan korban diduga mengakhiri hidup.
Di sekitar korban tidak ditemukan adanya surat wasiat atau barang-barang yang menjurus ke arah ‘pesan terakhir’ korban.
Hanya saja, polisi menemukan adanya jejak tulisan korban dalam bahasa Mandarin di handphonenya.
“Tidak ada (surat wasiat yang ditemukan), dari handphone pun kami cek tidak ada yang janggal, cuman ada catatan di bukunya,” ungkap Aprino.
“Bukan janggal ya, cuma bahasanya aneh, tapi enggak langsung bilang ‘saya mau bunuh diri’ tidak, tapi bahasanya kayak bebannya (hidup) berat gitu,” imbuhnya.
Menurut Aprino, tulisan korban itu serupa diari tempat korban mencurahkan isi harinya.
Kendati demikian, Aprino menyampaikan jika korban tidak ada masalah apapun dengan keluarga atau teman-temannya.
Bahkan, kabar tewasnya E itu membuat keluarga sangat terkejut hingga tak percaya akan apa yang sudah terjadi.
“Itu dia yang kami enggak bisa mengerti, karena dia tidak menunjuk ke seseorang, tidak menunjuk ke keluarga, tidak menunjuk ke mana-mana, jadi dia hanya menulis itu pakai bahasa Mandarin,” jelas Aprino.
“Terus bahasanya itu ya curhatan itu memang sedih, cuman tidak ada menunjuk ke siapa-siapa gitu loh," katanya lagi.
"Jadi keluarga juga sampai syok dan merasa tidak terima awalnya, karena merasa tidak ada permasalahan apa-apa dari si korban ini,” imbuhnya.
3. Keluarga ikhlas
Namun, setelah melalui proses visum di RSCM, keluarga korban bisa menerimanya.