Di ceritakan pada abad 10 M hingga 14 M, Danau Tamblingan adalah pemukiman yang berpusat di Gunung Lesung.
Karena suatu alasan tertentu, penduduk desa berpindah ke empat desa yang mengelilingi Danau Tamblingan.
Keempat desa ini memiliki ikatan spiritual, tanggung jawab, dan kewajiban untuk menjaga kesucian danau dan pura.
Dalam Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul diceritakan bahwa wilayah tersebut pernah terkena wabah penyakit.
Sebagai jalan keluar, seorang yang disucikan turun ke danau kecil di bawah desa untuk mengambil air sebagai obat.
Air tersebut berkhasiat menyembuhkan masyarakat desa. Nama Tamblingan tidak terlepas dari khasiat air yang mampu menyembuhkan penyakit tersebut.
Baca juga: Cuma 18 Menit dari Alun-alun Klaten, Ternyata Ada Umbul Seindah Ini, Salah Satu yang Tertua
Nama Tamblingan berasal dari dua kata dalam bahasa Bali, yaitu Tamba yang berarti obat dan Elingan yang berarti ingat atau kemampuan spiritual.
Untuk menikmati keindahan Danau Tamblingan, wisatawan akan dikenakan harga tiket yang cukup murah sebesar Rp 10.000.
Danau Tamblingan buka selama 24 jam. Untuk itu, wisatawan tidak perlu khawatir dengan waktu kunjung di danau ini.
Jarak tempuh Danau Tamblingan dari Bandara Ngurah Rai sekitar 81 kilometer dengan waktu tempuh kurang lebih tiga jam.
Perjalanan akan melalui Jl Taman Pancing Timur, Jl Pulau Batanta, Jl Nusa Kambangan, Jl Imam Bonjol, Jl Wahidin, Jl Setia Budi, Jl Cokroaminoto, Jl Raya Lukluk, Jl Raya Munggu-Kapal, Jl Raya Kapal, Jl Raya Denpasar Gilimanuk, dan Jl I Gusti Ngurah Rai. Perjalanan akan dilanjutkan melalui Jl Ganda Mayu, Jl I Gusti Ketut Jelantik, Jl Raya Denpasar, Jl Perean Tengah, Jl Mekarsari-Baturiti Bedugul, JL Baturiti - Mekarsari, Jl Pancasari - Baturiti, Jl Raya Wanagiri, dan Jl Munduk Wanagiri.
(TribunNewsmaker.com)(Kompas.com)