TRIBUNNEWSMAKER.COM - Food vlogger Codeblu, atau yang dikenal dengan nama William Anderson, kini tengah menjadi sorotan publik setelah terjadinya boikot besar-besaran terhadap dirinya. 

Kontroversi ini berawal dari unggahan Codeblu yang menuduh toko roti Clairmont Patisserie memberikan kue kedaluwarsa kepada panti asuhan. 

Tidak berhenti sampai di situ, Codeblu juga dituduh mencoba memeras Clairmont Patisserie dengan meminta sejumlah uang untuk menghapus video yang sudah diunggahnya. 

Angka yang dikabarkan diminta oleh Codeblu berkisar antara Rp300 juta hingga Rp350 juta.

Video tersebut segera viral, memicu kemarahan publik. 

Seiring dengan viralnya video tersebut, Codeblu kemudian menyampaikan permohonan maaf dan menghapus unggahan kontroversialnya. 

Ia mengakui bahwa informasi yang disebarkannya tidak benar, karena ia tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum membagikan informasi tersebut. 

Meskipun telah meminta maaf, tindakan Codeblu tetap menuai kemarahan dari masyarakat.

Di media sosial, seruan boikot terhadap Codeblu menyebar luas, terutama di kalangan pengusaha kuliner yang merasa dirugikan oleh ulasan yang diberikan oleh food vlogger ini. 

Salah satu restoran di Lampung bahkan memasang stiker dengan foto Codeblu yang disilang di kaca pintu masuk restoran mereka, lengkap dengan tulisan yang melarang Codeblu untuk masuk. 

Restoran tersebut, Kiyo Libare, berlokasi di Jalan Prof M Yamin No 32, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. 

Dalam postingannya, akun TikTok @kiyo.libare menuliskan, "Semua code code blue orange red, beserta code code pacar yang bikin pusing dilarang masuk #kiyolibare #codeblue."

Tak hanya itu, seruan boikot terhadap Codeblu juga ramai di media sosial, salah satunya di akun Instagram @gastronusa. 

Di sana, diunggah sebuah poster dengan foto Codeblu dan ajakan untuk memboikot dirinya serta food reviewer lainnya yang dinilai meresahkan. 

"Buat resto yang menolak kehadiran oknum food reviewer, boleh pasang ini di tempat masing-masing," tulis akun tersebut.