Beberapa di antaranya adalah memberi makan burung merpati yang jinak, memancing di tepi bendungan, berolahraga di area sekitar, hingga bersepeda santai menyusuri jalanan desa.
Spot-spot foto dengan latar Gunung Merapi pun menjadi favorit para wisatawan untuk mengabadikan momen.
Bagi yang ingin bersantai sambil menikmati kuliner lokal, tersedia rumah makan yang dikelola warga sekitar.
Jadi, setelah lelah beraktivitas, pengunjung bisa bersantai sambil mencicipi hidangan lezat sembari menikmati udara segar pegunungan.
Baca juga: Desa Bugisan Dekat Candi Prambanan di Klaten, Ada Festival Candi Kembar yang Menampilkan Ini
Waktu Kunjungan dan Jam Operasional
Objek wisata ini terbuka untuk umum setiap hari, mulai dari Senin hingga Minggu. Jam operasionalnya dimulai pukul 06.00 pagi hingga 18.00 WIB, sehingga pengunjung punya waktu luas untuk menikmati suasana pagi maupun senja di tepi bendungan.
Asal Usul dan Rencana Pengembangan
Sunarto menambahkan bahwa bendungan ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dahulu hanya berupa jurang berair yang biasa disebut "larenan" oleh warga setempat.
Dalam perkembangannya, lokasi ini kemudian dibendung dan diperbesar oleh inisiatif masyarakat sekitar, lalu dikembangkan menjadi obyek wisata oleh pemerintah desa.
“Rencananya pada tahun 2022, kami akan memanfaatkan dana desa untuk membangun tanggul serta membran demi menunjang fasilitas di Bendungan Kendalsari,” imbuhnya.
Meskipun begitu, untuk saat ini, belum ada penambahan wahana wisata lainnya selain yang sudah ada.
(Tribunnewsmaker.com/Talitha)