Beberapa di antaranya adalah sayur asem, sayur lodeh, nasi liwet ikan peda, dan nasi liwet ikan teri.
Sajian nya pun dibalut dengan nuansa tradisional yakni disajikan dengan wadah dedaunan.
Pemilik objek wisata Pondok Cai Pinus, Gugun Rudiguntara menyebutkan, tujuan awal mendirikan wisata memang untuk menghadirkan suasana perkampungan.
Bahkan, dia juga merekrut juru masak yang berasal dari kampung.
Tidak tersedia makanan modern di lokasi, karena sebagian besar pengunjung berasal dari kota-kota besar yang relatif setiap hari menyantap sajian modern.
"Hasil data kami, sejak awal berdiri, banyak pengunjung dari kota-kota besar, Bandung, Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya. Nah mereka nyari makanan khas tradisional," kata Gugun saat ditemui Kompas.com.
Satu paket makanan yang sudah siap santap dibanderol mulai Rp20.000-an.
Pada hari biasa, jumlah kunjungan Pondok Cai Pinus mencapai sekitar 200 orang dari pagi hingga malam.
Sementara pada akhir pekan, serta libur pajang menurutnya naik drastis empat hingga lima kali lipat.
Baca juga: Cuma 15 Menit dari Stasiun Delanggu Klaten, Ada Desa Wisata Payung Unik, Bisa Lukis Payung Sendiri!
Cuma 52 Menit dari Alun-alun Subang, Ada Wisata Sesejuk Ini, Bisa Outbond & Camping, Family Friendly
Bosan healing ke Puncak? Kabupaten Subang mungkin bisa menjadi alternatif pengganti.
Salah satu wisata menarik di Subang berada di Kecamatan Sagalaherang berikut ini. Wisatawan bisa main di curug, outbond, hingga camping.
Ditinjau dari Google Maps, jaraknya sekitar 28,7 kilometer atau sekira 52 menit perjalanan dari Alun-alun Subang.
Ya, itulah Wisata Alam Capolaga yang terletak di Jalan Raya Cicadas, Kampung Panaruban, Desa Cicadas, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Lokasi berjarak sekitar 3 Km dari pemandian air panas Sari Ater.