Tak lama setelah itu, ia menggantikan Rudhini sebagai KSAD pada Juni 1986.
Puncak karier militernya terjadi pada April 1987, ketika ia dilantik menjadi Jenderal, pangkat tertinggi dalam jajaran TNI.
Karier Try Sutrisno moncer
Jabatan KSAD diembannya selama 1,5 tahun hingga pada awal 1988 ia dipromosikan menjadi Panglima ABRI (Pangab) menggantikan Jenderal TNI LB Moerdani.
Try Sutrisno akhirnya memimpin ABRI selama 5 tahun, sejak 1988 hingga 1993.
Ketika itu ABRI masih terdiri dari institusi TNI AD, TNI AL, TNI AU, dan POLRI.
Banyak peristiwa penting yang terjadi selama Try Sutrisno memimpin, seperti meletusnya kembali pemberontakan GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) di Aceh pada pertengahan 1989 menyusul dibubarkannya Kodam I/Iskandarmuda.
Peristiwa penting lainnya yakni pembantaian Santa Cruz di Timor Timur pada November 1991.
Baca juga: Sosok & Profil Dokter Tifauzia Tyassuma, Dilaporkan gegara Tuding Ijazah Jokowi Palsu, Tantang UGM
Kehidupan Pribadi
Istri Try Sutrisno adalah Tuti Sutiawati, atau akrab disapa Mami Tuti.
Sang istri kini sudah berusia 84 tahun. Tutu Sutiawati dulunya adalah seorang guru.
Keduanya memiliki 7 anak.
Ketujuh anak Try Sutrisno dan Tuti tersebut adalah Nora Tristyana, Taufik Dwi Cahyono, Firman Santyabudi, Nori Chandrawati, Isfan Fajar Satrio, Kunto Arief Wibowo, dan Natalia Indrasari.
Nama Firman Satyabudi dan Kunto Arief Wibowo menjadi 2 dari 7 anak yang kerap jadi sorotan.
Sebab keduanya kini menjadi petinggi TNI dan Polri.