"Kalau emang program Pak Dedi melanggar HAM, saya minta nih ke negara kita yang katanya negara paling maju, ayo lah selesaikan nih gimana caranya pelajar kita biar gak tawuran, geng motor," tegasnya.
Sindiran Sofiyah belum berhenti. Ia kembali mengingatkan anggota dewan untuk tidak hanya duduk manis tanpa kontribusi nyata.
"Jangan pada duduk manis aja gitu ya, diem bae. Tapi begitu ada program begini, gak bagus lah, begitu lah," sambungnya.
Sosok Sofiyah kemudian diketahui sebagai ibu dari Alex (17), nama samaran, siswa kelas X SMK di Bekasi. Ia mengatakan bahwa anaknya mengalami kecanduan bermain game online hingga larut malam, bahkan mendekati pagi.
Karena itulah, Sofiyah meminta pihak sekolah agar anaknya bisa ikut program barak militer, demi membentuk kedisiplinan.
Ternyata, Alex juga menyetujui usulan tersebut karena ingin mengubah kebiasaan buruknya.
"Belum (masuk barak militer), pengen karena agar melatih kedisiplinan," kata Alex.
Ia mengakui bahwa kecanduannya pada game online sudah mengganggu proses belajar di sekolah.
"Karena sering begadang sampai jam 03.00 WIB sampai 04.00 WIB," ungkapnya.
"Mengganggu (aktifitas belajar), di sekolah jadinya ngantuk. Begadang karena main game," tutupnya.
Di akhir acara, Sofiyah juga sempat menyampaikan pernyataan santai kepada Adhel Setiawan, pelapor Dedi Mulyadi ke Komnas HAM.
"Gak apa-apa, kita sama-sama orang Bekasi kan," katanya sambil tersenyum.
(TribunNewsmaker/TribunBogor)