Berita Viral

Prabowo Beri Rolex ke Timnas, Lindswell Kwok Eks Atlet Wushu Ungkap Timpang Perlakuan ke Atlet Lain

Editor: galuh palupi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PROTES ROLEX TIMNAS - Capture YouTube Sripoku TV menampilkan mantan altet wushu Lindswell Kwok. Lindswell Kwok protes timpangnya perlakuan ke atlet lain selain punggawa timnas

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Presiden Prabowo Subianto memberi hadiah jam tangan mewah dari brand Rolex kepada punggawa Timnas Indonesia setelah mengalahkan China di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Kamis (5/6/2025).

Pemberian hadiah mewah itu memicu pro dan kontra, termasuk dari mantan atlet wushu Lindswell Kwok.

Lindswell menilai adanya ketimpangan perlakuan dari pemerintah kepada para atlet lain.

"Tentu bangga dengan prestasi sejawat. Tapi sudah adil belum pemerintah dalam memfasilitasi atlet-atletnya? Karena cabang olahraganya," tulis Lindswell dikutip dari Tribunnews via Wartakotalive.

Ia menyebut kritik yang ia sampaikan bukan untuk pemain Timnas, melainkan untuk pemerintah sebagai pihak yang seharusnya memfasilitasi secara adil para atlet tanpa melihat cabang olahraganya.

KRITIK BONUS - Mantan atlet wushu, Lindswell Kwok memberikan kritik terhadap pemberian jam tangan mewah Rolex oleh Presiden Prabowo terhadap penggawa Timnas Indonesia. Ia menyinggung masa efisiensi dan perhatian pemerintah di cabang olahraga lain, Senin (9/6/2025). (KOLASE Instagram/@lindswell_k dan @justinhubner)

Lindswell juga mengungkapkan kondisi sulit yang dihadapi atlet wushu junior akibat kebijakan efisiensi anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Baca juga: Head to Head Timnas Indonesia vs Jepang, Garuda Pernah Menang Besar saat Masa Setelah Kemerdekaan

Atlet-atlet muda tersebut dipulangkan secara sepihak melalui Zoom setelah menjalani masa pelatihan nasional (pelatnas) dan harus meninggalkan sekolah demi mengorbankan waktu untuk mengharumkan nama bangsa.

"Mereka mengorbankan sekolah untuk fokus di pelatnas, tapi tiba-tiba dipulangkan. Sekali lagi. Mereka dipanggil, mereka dikumpulkan, mereka juga dipulangkan secara tidak layak," papar Lindswell.

Proses pemulangan atlet wushu muda tersebut berlangsung secara mendadak dan tanpa komunikasi yang layak.

Bahkan pemberitahuannya hanya lewat aplikasi meeting Zoom.

Hal ini membuat Lindswell mempertanyakan sikap pemerintah yang lebih memprioritaskan efisiensi anggaran daripada kesejahteraan dan persiapan atlet.

“Bukan karena sejawat kita dapat apresiasi, lalu kita kepanasan. Tapi lihat dulu siapa yang kasih. PRESIDEN, DI MASA EFISIENSI. Di mana cabor lain dicuekin, (namun) cabor yang terkenal dan banyak peminat (lebih) diperhatikan,” tegas Lindswell.

Lebih lanjut, Lindswell menjelaskan kronologi pemulangan para atlet wushu muda. 

Mereka dipanggil dan dikumpulkan secara mendadak, menjalani seleksi, dan masuk pelatnas, yang membuat mereka harus meninggalkan sekolah.

Namun, setelah delapan bulan menjalani pelatnas, pada akhir Maret 2025, mereka mendapat kabar pemulangan lewat Zoom.

Halaman
123