Dalam menyusun modul ajar, saya mulai menambahkan aktivitas yang memberi ruang bagi murid untuk menyadari dan mengelola emosinya.
Baca juga: Soal & Kunci Jawaban Modul 1 Topik 4 PPG 2025, Pendekatan CRT atau Pembelajaran Responsif Budaya
Misalnya, sebelum memulai pelajaran, saya memberi waktu beberapa menit untuk murid menuliskan perasaannya hari itu dan membagikannya secara sukarela.
Selain itu, saya juga menyisipkan kegiatan refleksi di akhir pelajaran untuk melatih kesadaran diri mereka.
Integrasi ini membuat suasana kelas lebih terbuka dan suportif.
Murid jadi lebih tenang, fokus, dan nyaman dalam berinteraksi.
Saya percaya bahwa ketika pengelolaan emosi dijadikan bagian dari perencanaan pembelajaran, proses belajar menjadi lebih manusiawi dan bermakna.
Ini juga menunjukkan bahwa pembelajaran sosial emosional bukan tambahan, tetapi bagian penting dalam mencetak generasi yang cerdas secara intelektual dan matang secara emosional.
(TribunNewsmaker.com/ TribunSumsel)