TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah program kerja Bupati dan Wakil Bupati Grobogan, Jawa Tengah, Setyo Hadi dan Sugeng Prasetyo.
Pasangan Setyo Hadi dan Sugeng Prasetyo telah mulai pemerintahannya dengan menerapkan sejumlah program-program unggulan.
Mereka juga telah melewati masa 100 hari pertama masa kerjanya.
Dalam 100 hari kinerjanya itu, Setyo Hadi dan Sugeng Prasetyo membuat gebrakan di bidang pelestarian seni dan budaya.
Hal ini dituangkan lewat Parade Budaya dalam rangka Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan April lalu.
Namun lebih dari sekadar pesta tahunan, parade budaya ini menjadi bagian penting dari program 100 hari kerja Bupati Grobogan, khususnya dalam bidang pelestarian seni dan budaya.
Dibuka dengan iringan gamelan dan dentuman semangat dari para pelajar, parade menampilkan 20 peserta, terdiri dari delapan peserta pendukung dan dua belas peserta inti yang berasal dari kalangan pelajar SMP dan SMA.
Kostum warna-warni, koreografi enerjik, serta iringan musik yang memadukan unsur tradisional dan kekinian menjadikan acara ini begitu memukau.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Grobogan, Wahono, mengungkapkan bahwa parade budaya kali ini merupakan salah satu langkah konkret dalam program 100 hari Bupati untuk mengangkat kembali eksistensi budaya Grobogan.
"Tidak sekedar memeriahkan hari jadi Grobogan, parade ini juga dalam rangka memajukan kebudayaan yang merupakan Program 100 Hari Bupati Grobogan," kata Wahono saat ditemui awak media di sela-sela acara, Selasa (22/4/2025).
Ia menambahkan, seni tradisional harus dikemas secara kreatif agar tetap relevan dan menarik bagi masyarakat masa kini.
"Bentuknya adalah reinkarnasi musik dan tarian yang asyik dan baik untuk dinikmati masyarakat yang dikemas dalam bentuk seni," ungkap Wahono.
Baca juga: Program 100 Hari Kerja Bupati Grobogan Setyo Hadi, Entaskan Kemiskinan & Turunkan Angka Pengangguran
Beragam penampilan unik ditampilkan para peserta, mulai dari kostum wayang kontemporer, tarian rakyat yang dikemas modern, hingga kolaborasi musik etnik.
Kreativitas dan orisinalitas menjadi kriteria utama dalam penilaian, yang sukses dijawab oleh peserta dengan konsep-konsep segar dan inovatif.
"Kriteria penilaiannya adalah kreativitas dan orisinalitas dari mereka, baik itu musik, tariannya, dan tentu saja dengan inovasi yang mereka usung," tutur Wahono.
Parade budaya ini tak hanya menjadi simbol kemeriahan hari jadi, tetapi juga menjadi titik awal gerakan besar pelestarian budaya dalam masa kepemimpinan Bupati saat ini.
Harapannya, program-program seni budaya akan terus berlanjut, tak hanya dalam seratus hari pertama, tetapi juga menjadi prioritas dalam pembangunan Grobogan ke depan.
"Kami berharap, kesenian dan budaya lokal Grobogan bisa terus hidup dan lestari. Generasi mudalah yang menjadi penerusnya," harap Wahono.
Target Bentuk Koperasi Merah Putih
Selain di bidang kebudayaan, target lain dari Pemerintah Kabupaten Grobogan adalah menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung program nasional pembentukan Koperasi Desa Merah Putih.
Hal ini ditegaskan langsung oleh Bupati Grobogan, Setyo Hadi, dalam kegiatan Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Desa Kapung, Kecamatan Tanggungharjo, Selasa (6/5/2025).
Dalam acara yang dihadiri Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi tersebut, Bupati Setyo Hadi menyampaikan bahwa pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran resmi yang mewajibkan seluruh desa dan kelurahan di Grobogan segera melakukan Musdesus guna membentuk koperasi berbasis potensi lokal masing-masing.
“Kami mendorong semua desa segera petakan potensinya dan bentuk koperasi sebagai fondasi ekonomi rakyat dari desa,” tegas Bupati Setyo Hadi dalam sambutannya.
Setyo Hadi menyebut ada 273 desa dan 7 kelurahan di Grobogan yang harus menyelesaikan Musdesus pembentukan koperasi paling lambat 16 Mei 2025.
“Paling lambat 16 Mei 2025 seluruh desa di Grobogan yang terdiri dari 273 desa dan 7 kelurahan ditargetkan telah melaksanakan Musdesus,” imbuhnya.
Menurut Setyo Hadi, koperasi berbasis desa ini akan menjadi penggerak utama ekonomi kerakyatan yang lebih adil dan mandiri.
Dukungan Kuat Pemerintah Pusat dan Daerah
Musdesus di Desa Kapung juga dihadiri langsung oleh Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Wakil Menteri Ferry Juliantono.
Menteri Budi Arie menyambut baik langkah cepat Bupati Grobogan dalam mendukung percepatan pembentukan koperasi.
"Kita akan mempercepat pembentukan Kopdes Merah Putih, tadi Bupati menyampaikan tanggal 16 Mei 2025 seluruh Musdesus sudah selesai dilakukan di Kabupaten Grobogan untuk pembentukan Koperasi Desa Merah Putih," ujar Budi Arie kepada awak media.
"Setelah itu kita cepat melakukan pembangunan dan pengoperasian Kopdes Merah Putih di Grobogan, Jateng dan Indonesia," imbuhnya.
Budi Arie juga menyebut bahwa Desa Kapung memiliki potensi ekonomi besar yang bisa dikelola melalui koperasi.
Mulai dari sektor pertanian, peternakan, perikanan, hingga kerajinan batik, semua bisa diarahkan ke dalam ekosistem usaha koperasi yang terintegrasi.
Sinergi dan Pendampingan Jadi Kunci
Bupati Setyo Hadi menegaskan bahwa Pemkab Grobogan tak hanya mengejar target administratif, tapi juga memastikan koperasi yang terbentuk mendapatkan pendampingan berkelanjutan.
Hal ini mencakup pelatihan SDM, manajemen usaha, digitalisasi, hingga akses permodalan dan pemasaran.
“Kami ingin koperasi-koperasi ini menjadi solusi nyata bagi warga desa. Karena itu, sinergi dengan kementerian, lembaga, dan sektor swasta akan terus kami dorong,” kata Bupati.
Kepala Desa Kapung, Musarokah, turut menyuarakan harapan serupa.
Ia berharap koperasi yang baru dibentuk di desanya mendapatkan perhatian serius agar dapat berkembang dan benar-benar menjadi alat kesejahteraan masyarakat.
“Untuk selanjutnya kami membutuhkan pendampingan untuk usaha berkelanjutan dan kami berharap hasil potensi desa Kapung ini bisa terakomodir seluruhnya oleh Kopdes Merah Putih,” kata Musarokah. (TribunNewsmaker/TribunJateng)